Page 201 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 201

oleh Hadikusumo (PNI). Ketua panitia mengumumkan bahwa pemilihan
                umum untuk parlemen akan diadakan tanggal 29 September 1955.
                        Dalam  bidang  politik,  kabinet  melakukan  penggantian  pejabat-
                pejabat  tinggi  pemegang  posisi  kunci  di  kemnterian-kementerian.  Di
                bidang  perekonomian,  Menteri  Perekonomian  lebih  mengutamakan
                kebijakan  Indonesianisasi  yaitu  mendorong  tumbuh  berkembangnya
                pengusaha-pengusaha  swasta  nasional  pribumi  dalam         rangka
                merombak  ekonomi  kolonial  menjadi  ekonomi  nasional.  Di  bidang
                politik luar negeri, Kabinet Ali sebagai mengambil inisiatif dan menjadi
                tuan  rumah  Konferensi  Asia  Afrika  (KAA)  yang  diselenggarakan  di
                Bandung  bulan  April  1955.  Konferensi  diselenggarakan  dalam  suasana
                perang  dingin.  Hasilnya  sangat  baik  dengan  mengemukakan  dalil-dalil
                Dasa Sila Bandung yang merupakan jawaban terhadap imperialisme.
                        Berkaitan  dengan  kebijakan  di  bidang  ekonomi,  muncul  mosi
                tidak  percaya  Tjikwan  (Cikwan)  dari  Masyumi  terhadap  menteri
                Perekonomian. PIR Hazairin menghendaki agar kabinet mengundurkan
                diri.  PSII  menuntut  pengunduran  diri  beberapa  menteri  dari  PNI.
                Kemudian muncul mosi Yusuf Wibisono yang menyatakan tidak percaya
                terhadap  kabinet  sebagai  keseluruhan.  Disusul  desakan  partai-partai
                pendukung  pemerintah  agar  kabinet  mengundurkan  diri.  Akhirnya  PM
                Ali  Sastroamijoyo  I  pada  tanggal  24  Juli  1955  menyerahkan  mandat
                kepada Wakil Presiden (waktu itu Presiden Sukarno sedang menunaikan
                ibadah haji) (Wilopo, 1976: 42).
                        Setelah Kabinet Ali Sastroamijoyo I menyerahkan mandat, pada
                tanggal 29 Juli 1955 Wakil Presiden Mohammad Hatta mengumumkan
                tiga orang formatur yaitu Sukiman (Masyumi), Wilopo (PNI), dan Assaat
                (nonpartai)  untuk  membentuk  kabinet.  Kabinet  baru  bertugas  untuk
                mengembalikan  kewibawaan  pemerintah,  melaksanakan  pemilihan
                umum sesuai rencana, dan mempercepat terbentuknya parlemen baru.
                Ternyata  mereka  gagal  membentuk  kabinet.  Pada  tanggal  3  Agustus
                1955  ketiga  formatur  tersebut  mengembalikan  mandat  kepada  wakil
                presiden.
                        Wakil  Presiden  Mohammad  Hatta  kemudian  menujuk  Mr.
                Burhanuddin Harahap (Masyumi) untuk membentuk kabinet. Formatur
                mendekati  PNI  dan  menawarkan  jabatan  sebagai  Wakil  Perdana
                Menteri, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Pekerjaan Umum. Namun,
                karena  terjadi  perbedaan  pendapat  antara  formatur  dan  PNI  dalam
                penunjukan  orang-orangnya,  terjadilah  jalan  buntu.  Namun  kemudian
                pada tanggal 11 Agustus 1955 Burhanuddin berhasil membentuk



                                                                                 189
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206