Page 239 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 239

Setelah Deklarasi Juanda, tanggal 17 Februari 1969  dikeluarkan
                pengumuman  Pemerintah  RI  mengenai  Landas  Kontinen  yang
                kemudian dikembangkan menjadi Undang-undang No. 1/1973 tentang
                Landas  Kontingen  Indonesia.  Dalam  undang-undang  itu  antara  lain
                dinyatakan  bahwa  segala  sumber  kekayaan  alam  dalam    landas
                kontinen  Indonesia  adalah  milik  eksklusif  Negara  Indonesia  (Djalal,
                2007:  9).  Luas  wilayah  NKRI  bertambah  0,8  km2  menjadi  6,7  km2.
                Kemudian  berdasarkan  pengumuman  Pemerintah  RI  tahun  1980
                tentang Zone Ekonomi Eksklusif, UU No. 5/1983 tentang Pembenahan
                Kekayaan Alam dan Potensi Alam, luas wilayah NKRI bertambah sekitar
                2,5 juta km2, menjadi 9,2 km2 (Soemiarno, 2009: 50).
                        Konsepsi  negara  kepulauan  yang  telah  disahkan  oleh  PBB
                 melalui Konvensi Hukum Laut Internasional (United Nations Convention
                 on the Law of the Sea) 1982 menimbulkan tantangan, ancaman, dan
                 gangguan  bagi  Indonesia.  Ada  empat  macam  negara  yang  sangat
                 berkepentingan  atas  wilayah  Indonesia.  (1)  Negara-negara  tetangga
                 yaitu  anggota  ASEAN  dan  negara-negara  tetangga  lainnya  (termasuk
                 Australia);  (2)  Negara  yang  mempunyai  kepentingan  perikanan  dan
                 komunikasi (kabel di dasar laut). Jepang termasuk golongan ini karena
                 telah  melakukan  kegiatan  perikanan  di  perairan  Indonesia  sejak
                 sebelum  perang;  (3)  Negara-negara  maritim  yang  memiliki  armada
                 niaga,  misalnya  negara-negara  di  Eropa  Barat;  (4)  Negara  maritim
                 besar  yang  mempunyai  kepentingan  strategi  militer.  Termasuk
                 golongan  ini  adalah  Negara  Amerika  Serikat  dan  Uni  Soviet
                 (Kusumaatmaja, 2003: 25 -26).
                        Deklarasi  Juanda  tersebut  pada  awalnya  mendapat  penolakan
                 dunia  internasional,  namun  akhirnya  dapat  pengakuan  internasional
                 melalui  konvensi  PBB  tentang  hukum  laut  di  Montego  Bay  Jamaica
                 tahun  1982.  Pemerntah  Indonesia  telah  meratifikasi  UNCLOS  tahun
                 1982  dengan  UU  No.  17  Tahun  1985.  UNCLOS  1982  merupakan
                 bentuk  pengakuan  formal  dari  dunia  terhadap  kedaulatan  NKRI
                 sebagai  negara  kepulauan  yang  mulai  berkalu  sebagai  hukum  positif
                 sejak tanggal 16 November 1994.
                        Melalui  Deklarasi  Juanda  dinyatakan  bahwa  NKRI  memerlukan
                laut wilayah (territory water) selebar 12 mil laut dari garis dasar (base
                line)  atas  dasar  “point  to  point  theory”.  Dengan  demikian,  laut  antar
                pulau  menjadi  laut  pedalaman  (internal  water).  Menurut  ordonansi
                tahun1939,  (tata  lautan  kolonial/tata  lautan  Belanda)  didasarkan  atas
                asas pulau demi pulau yang masing-masing mempunyai laut territorial
                dengan  lebar  3  mil  dihitung  mulai  pada  waktu  air  surut.  Menurut
                Deklarasi Juanda, yang didasarkan atas asas nusantara dipandang



                                                                                 227
   234   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244