Page 238 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 238

Pengayaan Materi Sejarah


                442/1939 tentang  Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordonnantie
                (TZMKO)  yang  dijiwai  prinsip  mare  liberum  (freedom  of  the  see).
                Terutama  Pasal  1  Ayat  (1)  menyatakan  bahwa  wilayah  teritorial
                Indonesia hanya 3 mil laut diukur dari garis air rendah (pasang surut) di
                pantai  setiap  pulau.  Hal  tersebut  mengakibatkan  wilayah  perairan
                antara  pulau-pulau  di  Indonesia  menjadi  laut  (perairan)  bebas  yang
                dapat dimanfaatkan oleh pihak luar.
                        Untuk  menjaga  keutuhan  teritorial  dan  melindungi  kekayaan
                alam  Indonesia,  pemerintah  Juanda  menyatakan  bahwa  semua
                kepulauan dan laut yang terletak di antaranya harus dianggap sebagai
                suatu  kesatuan  yang  bulat.  Hal  itu  untuk  membangun  wawasan
                nusantara  yang  bertujuan  menyatukan  wilayah  Indonesia  dalam  satu
                kekuatan hukum untuk menghindari disintegrasi bangsa.
                        Untuk menyatukan wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan
                (archipelago)  yang  mempunyai  wilayah  daratan  dan  perairan,  PM
                Juanda  dalam  sidang  kabinet  tanggal  13  Desember  1957  menyatakan
                sikap dan keinginan pemerintah RI untuk menjadi landasan hukum bagi
                RUU  untuk  menggantikan  ordonansi  TZMKO  tahun  1939.  Isi
                pengumuman  (pernyataan)  pemerintah  tersebut  yang  dikenal  sebagai
                Deklarasi Juanda 13 Desember 1957 itu adalah sebagai berikut.
                        Bahwa  segala  perairan  di  sekitar,  di  antara,  dan  yang
                menghubungkan  pulau-pulau  yang  termasuk  dalam  daratan  Republik
                Indonesia, dengan tidak memandang luas atau lebarnya, adalah bagian
                yang wajar dari wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan
                demikian  merupakan  bagian  daripada  perairan  pedalaman  atau
                perairan  nasional  yang  berada  di  bawah  kedaulatan  mutlak  Negara
                Republik Indonesia. Penentuan batas laut 12 mil yang diukur dari garis-
                garis  yang  menghubungkan  titik-titik  yang  terluar  pada  pulau-pulau
                Negara  Republik  Indonesia  akan  ditentukan  dengan  undang-undang
                (Djalal, 2007: 6-7).
                        Pengumuman      pemerintah    tersebut    yang    merupakan
                perombakan  TZMKO  tahun  1939  dibawa  ke  Konferensi  Hukum  Laut
                Internasional  I  di  Jenewa  tahun  1958.  Kemudian  dibawa  lagi  ke
                Konferensi  Hukum  Laut  Internasional  II  di  tempat  yang  sama  tahun
                1960.  Prinsip-prinsip  dalam  Deklarasi  Juanda  tersebut  kemudian  pada
                tanggal  18  Februari  1960  dikukuhkan  dengan  UU  No.  4    PRP    Tahun
                1960  tentang  perairan  Indonesia  (Kusumaatmaja,  2003:  1).  Undang-
                undang  tersebut  ditentang  oleh  dunia  internasional  terutama  negara-
                negara  maritim  karena  menurut  aturan  yang  lama  untuk  laut  wilayah
                lebarnya 3 mil diukur dari garis pasang surut (garis air  rendah).





                226
   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242   243