Page 236 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 236

Pengayaan Materi Sejarah



                3.6.   Pemilihan Umum Tahun 1955
                        Pemerintah  Kabinet  Wilopo  pada  akhir  bulan  November  1952
                menyampaikan  RUU  tentang  Pemilihan  Umum.  RUU  tersebut
                merupakan hasil kerja Panitia  ad hoc tingkat menteri yang terdiri dari
                Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kehakiman. Setelah melalui banyak
                kesulitan  akhirnya  kabinet  bersama  Parlemen  tanggal  1  April  1953
                berhasil menghasilkan UU No. 7 Tahun 1953 tentang Pemilihan Umum
                (Wilopo, 1976: 32).
                        Pada  masa  Kabinet  Ali  Sastriamijoyo  I  suasana  kampanye
                pemilihan  umum  sudah  mempengaruhi  kehidupan  kepartaian  dan
                masyarakat  umum.  Kegiatan  partai-partai  politik  pun  kian  meningkat
                pada  penonjolan  ideologi.  Kepentingan  ideologi  lebih  mewarnai
                hubungan-hubungan  dan  pertentangan-pertentangan  antara  partai-
                partai  atau  golongan-golongan,  terutama  masalah  dasar  negara.
                Pelaksanaan  pemilihan  umum  untuk  anggota  DPR  dan  Konstituante
                yang  termasuk  urutan  kedua  dalam  programnya,  ternyata  tertunda.
                Sampai  bubarnya  Kabinet  Ali  I  pemilihan  umum  belum  terlaksana.
                Langkah  pertama  yang  diambil  adalah  menetapkan  susunan  anggota
                Panitia Pemilihan Indonesia yang baru menggantikan Panitia Assaat.
                        Komposisi  anggota  Panitia  Pemihan  yang  diketuai  oleh  S.
                Hadikusumo  sebagian  besar  mencerminkan  partai-partai  pemerintah,
                sehingga  menimbulkan  protes  keras  dari  partai-partai  di  luar
                pemerintah. Pada pembentukan panitia di daerah-daerah, khususnya di
                tingkat  kabupaten  dan  kecamatan,  komposisinya  lebih  mencerminkan
                perwakilan partai-partai. Malahan di banyak tempat partai-partai di luar
                pemerintah  seperti  Masyumi  dan  PKI  lebih  banyak  terwakili.  Kegiatan
                partai-partai  untuk  berkampanye  dan  meluaskan  pengaruhnya  makin
                dipusatkan  di  daerah-daerah  pinggiran  kota  dan  pedesaan,  terutama
                partai-partai  massa  yang  besar  lebih  mengandalkan  pada  basis-basis
                kekuatan mereka di pedesaan (Wilipo, 1976: 37).
                        Dalam  usaha  melaksanakan  pemilihan  umum  sesuai  dengan
                jadwal  yang  telah  ditetapkan,  kabinet  ini  juga  mengalami  kesulitan-
                kesulitan yang sama seperti kabinet-kabinet sebelumnya, yaitu terutama
                mengenai  persiapan-persiapannya.  Karena  luasnya  wilayah  Indonesia
                dan  sulitnya  perhubungan  sampai  ke  daerah-daerah  pelosok,  maka
                pengiriman  barang-barang  keperluan  pemungutan  suara  mengalami
                kelambatan  di  beberapa  tempat.  Pemerintah  juga  mengadakan
                penambahan anggota Panitia Pemilihan Indonesia yang semasa Kabinet
                Ali I susunannya tidak mencerminkan secara luas partai-partai yang





                224
   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241