Page 234 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 234
Pengayaan Materi Sejarah
Perang Dingin itu disebabkan oleh adanya ketakutan dan
kecurigaan antara kedua belah pihak. Pihak yang satu berpendapat
bahwa untuk menghilangkan ketakutan diserang oleh pihak lainnya
harus membina kekuatan senjata yang hebat sehingga lawan tidak
berani menyerangnya. Terjadilah perlombaan senjata besar-besaran,
akibatnya adalah ketegangan dunia. Bangsa-bangsa Asia-Afrika yang
berkumpul di konferensi harus mencari jalan lain. Akhirnya ditandaskan
kepada para peserta bahwa suara mereka adalah suara Asia-Afrika,
suara dua pertiga dari seluruh penduduk dunia.
Setelah pidato Ketua selama setengah jam, sesuai tata tertib,
acara kemudian berlangsung sebagai berikut. Setiap Ketua Delegasi
diberi kesempatan mengucapkan pidato dalam sidang pembukaan
konferensi. Agenda konferensi meliputi lima pokok yaitu (1) Kerjasama
ekonomi; (2) Kerjasaam kebudayaan; (3) Hak azasi manusia dan hak
menentukan nasib sendiri (di dalamnya antara lain termasuk soal
Palestina dan rasialisme; (4) Maslah bangsa-bangsa terjajah (di
dalamnya antara lain termasuk soal Irian Barat dan Afrika); (5) Masalah
perdamaian dunia dan kerjasama internasional (di dalamnya termasuk
beberapa segi tentang PBB, masalah koeksistensi, masalah Indocina dan
Aden, masalah pengurangan persenjataan, dan masalah-masalah
senjata pemusnah massal) (Abdulgani, MCMLXXX: 62).
Setelah pembukaan, rapat diteruskan antara para Ketua Delegasi
beserta para penasehatnya untuk menentukan mekanisme konferensi
selanjutnya. Kemudian diadakan rapat-rapat oleh ketiga panitia yaitu
Panitia Politik, Panitia Ekonomi, dan Panitia Kebudayaan, bertempat di
Gedung Dwi Warna. Panitia Politik yang terdiri atas semua Ketua
Delegasi diketuai oleh PM Ali Sastroamijoyo didampingi oleh Ruslan
Abdulgani. Delegasi Indonesia dalam panitia itu dipimpin oleh Menteri
Luar Negeri Mr. Sunario didampingi beberapa anggota senior, antara
lain Mr. Akhmad Subarjo. Panitia Ekonomi diketuai Menteri
Perekonomian Ir Rooseno, dan Panitia Kebudayaan diketuai oleh
Menteri PP dan K Mr. Muhammad Yamin.
Para Ketua Delegasi diberi kesempatan untuk berbicara tanpa
dibatasi waktu. Rapat Panitia Politik berjalan lancar, kadang-kadang
terjadi perdebatan yang menegangkan. Dalam sidang tanggal 23 April
1955, dibentuk panitia ad hoc yang bertugas menampung dan
merumuskan semua usul dan pendapat yang diajukan. Panitia ad hoc
diketuai oleh Gamal Abdul Naser (Ketua Delegasi Mesir) dan
anggotanya terdiri atas delegasi-delegasi dari RRC, Pakistan, Turki,
Jepang, Liberia, India, Burma, Sri Lanka, Kamboja, Libanon, dan Filipina.
Pada 24 April pukul 05.00 sore, rumusan oleh panitia ad hoc
222