Page 235 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 235
disampaikan oleh Pangeran Wan Waithayakon (Ketua Delegasi Muang
Thai) kepada Panitia Politik. Rumusan panitia ad hoc dinamakan final
communiqué (pernyataan terakhir) KAA. Di dalamnya termasuk
formulasi masalah yang hampir menyebabkan deadlock yaitu tentang
kolonialisme. Rumusan yang dapat memuaskan semua pihak dan oleh
karenanya disetujui berbunyi sebagai berikut. “Kolonialisme dalam
segala manifestasinya adalah suatu kejahatan yang harus segera
dihapuskan” (Sastroamidjojo, 1974: 504-505).
Bagian terpenting dari “Pernyataan Terakhir” adalah 10 pasal
yang menjadi dasar untuk “memajukan perdamaian dan kerjasama di
dunia”, yang kemudian terkenal sebagai Dasa Sila Bandung. Sepuluh
pasal yang merupakan azas-azas yang termuat dalam Piagam PBB
adalah sebagai berikut.
1. Menghormati hak-hak azasi manusia, tujuan-tujuan, dan azas-azas
yang termuat dalam Piagam PBB.
2. Menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara.
3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan bangsa-
bangsa, baik besar maupun kecil.
4. Tidak melakukan campur tangan dalam urusan-urusan dalam negeri
dari negara lain.
5. Menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan diri, baik
sendirian maupun bersama-sama sesuai dengan Piagam PBB.
6. a. Tidak mempergunakan peraturan-peraturan dan pertahanan
kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu
negara besar.
b. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
7. Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi ataupun
penggunaaan kekerasan terhadap keutuhan wilayah atau
kemerdekaan politik negara mana pun.
8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional secara damai, seperti
dengan perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hakim
atau cara damai lain menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan
sesuai dengan Piagam PBB.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kersa sama secara timbal
balik.
10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional
(Sastromidjojo, 1974: 505).
KAA kedua direncanakan diselenggarakan di Aljazair pada
tangal 29 Juni 1965. Akan tetapi rencana itu gagal karena pada
tanggal 19 Juni 1965 di Aljazair terjadi penggulingan kekuasaan
Presiden Ben Bella oleh Kolonel Houari Boumediene.
223