Page 230 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 230
Pengayaan Materi Sejarah
Tirtawinata, L.N. Palar, M. Maramis, Mr. Suwanto, dan J.D. de Fretes
(Abdulgani, MCMLXXX: 21).
Pada tanggal 28 Desember 1954 sore, sidang dibuka oleh PM
Ali Sastroamijoyo. Dalam pidato pembukaan ia terlebih dahulu
mengemukakan situasi internasional yang sejak Koferensi Colombo agak
mereda. Namun demikian, ketegangan masih ada terutama sekitar
hubungan Amerika Serikat dan RRC. Ia melaporkan hasil penjajakan
Indonesia tentang rencara diselenggarakannya KAA. Disampaikan
bahwa Indonesia telah mengadakan pendekatan melalui saluran
diplomatik terhadap empat belas negara, yaitu Mesir, Ethiopia, Iran,
Yordania, Libanon, Liberia, Libya, Filipina, Arab Saudi, Suriah, Muang
Thai (Thailand), dan Yaman. Kecuali Filipina dan Muang Thai, dua belas
Negara telah memberikan jawaban positif, yaitu setuju untuk
menyelenggarakan KAA sesegera mungkin. Semua setuju bahwa tempat
konferensi di Indonesia. Beberapa negara menghendaki agar RRC
diundang. Liberia dan Irak menganjurkan agar RRC dan Taiwan
diundang secara bersamaan. Beberapa negara mengusulkan agar Nepal,
Tunisia, dan Liga Arab diundang pula. Akan tetapi tentangan banyak
disampaikan terhadap kemungkinan untuk mengundang Israel.
Adapun sambutan oleh empat perdana menteri lainnya antara
lain menekankan pentingnya KAA. Kemudian, atas usul PM Ali
Sastrpamojoyo dan disetujui peserta, dibicarakan tujuan konferensi,
sponsor konferensi, waktu dan lama koferensi, tingkat delegasi yang
diminta hadir, agenda konferensi, dan negara-negara yang diundang.
Tujuan konferensi sebagaimana diusulkan oleh PM India dan
disetujui oleh peserta adalah sebagai berikut. (1) Mengusahakan
goodwill dan kerjasama antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika,
menyelidiki dan mengusahakan baik untuk kepentingan timbal balik
maupun kepentingan bersama, serta mengadakan dan membina
hubungan persahabatan di antara mereka sebagai tetangga-tetangga
baik; (2) Membicarakan soal-soal sosial, ekonomi, dan kebudayaan dari
negara-negara yang diwakili; (3) Membicarakan soal-soal khusus bagi
bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang mempengaruhi kedaulatan
nasional mereka, serta soal-soal rasialisme dan kolonialisme; (4)
Meninjau kedudukan Asia, Afrika, dan rakyat-rakyat mereka di dunia,
serta sumbangan yang dapat mereka berikan untuk memajukan
perdamaian dan kerjasama dunia (Sastroamidjojo, 1974: 478).
Mengenai sponsor, peserta konferensi sepakat bahwa Indonesia
menjadi sponsor utama konferensi dibantu empat negara lainnya.
218