Page 229 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 229
berubah. Ali Sastroamijoyo berhasil mengikat PM India. Mereka berdua
mengeluarkan joint statement (pernyataan bersama) yang antara lain
berbunyi bahwa kedua perdana menteri membicarakan usul untuk
mengadakan KAA. Mereka berdua sependapat bahwa konferensi yang
demikian sangat perlu dan sangat membantu usaha memperkokoh
perdamaian dunia. Seyogyanya konferensi itu diadakan sesegera
mungkin. Ditambahkan pula dalam joint statement tersebut bahwa
sebelum konferensi dilaksanakan, kelima perdana menteri peserta
Konferensi Colombo perlu bertemu sekali lagi di Jakarta (Sastroamidjojo,
1974: 476-477).
Setelah berkunjung ke India, PM Ali Sastroamijoyo nerkunjung
ke Burma menemui PM Burma U Nu. Pada akhir kunjungannya pada
tanggal 28 September 1954 dikeluarkan pernyataan bersama. Isi
pernyataan hampir sama dengan Nehru bahwa Konferensi Asia Afrika
itu diperlukan dan bermanfaat bagi perdamaian dunia.
Sesuai dengan pernyataan bersama antara PM India dan PM
Indonesia, maka pertemuan kembali para perdana menteri peserta
Konferensi Colombo perlu diadakan di Indonesia untuk membicarakan
KAA. Pada bulan Desember 1954, Indonesia memperoleh kepastian dari
PM Sri Lanka untuk berjumpa dengan para peserta Konferensi Colombo.
Berita kepastian itu disampaikan PM Sri Lanka ketika singgah di
Indonesia dalam perjalanannya menuju Amerika Serikat. Kemudian
ditentukan waktu dan tempat koferensi lima perdana menteri kedua.
Atas persetujuan Presiden Sukarno, tempatnya ditetapkan di Istana
Bogor.
Konferensi lima perdana menteri yang kedua diselenggarakan di
Bogor pada tanggal 28 – 30 Desember 1954 bertempat di Istana Bogor.
Maksud konferensi tersebut adalah untuk membicarakan persiapan-
persiapan terakhir dari KAA. Tempat penginapan para delegasi berada
di beberapa pavilion dan beberapa bungalow istana, sedangkan para
staf ditempatkan di Hotel Salak. PM Burma U Nu disertai enam anggota
delegasi antara lain Thiri Payenchi U Thant. PM India Jawaharlal Nehru
disertai tujuh anggota delegasi antara lain Agha Shahi. PM Sri Lanka
John Kotelawala disertai tiga anggota delegasi. Indonesia sebagai tuan
rumah mengirimkan empat belas orang delegasi, yaitu PM Ali
Sastroamijoyo, Menteri Luar Negeri Mr. Sunario, Penasehat Departemen
Luar Negeri Mr. Akhmad Subarjo, Sekretaris Jenderal Departemen Luar
Negeri Ruslan Abdulgani, Sukarjo Wiryopranoto, Mr. Nazir Datuk
Pamuncak, Mr. Suyono Hadinoto, Ir. Juanda, M. Utoyo Ramelan, Mr.
217