Page 226 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 226
Pengayaan Materi Sejarah
Peristiwa 17 Oktober 1952 menyebabkan terjadinya dua blok
dalam AD, yaitu yang pro dan yang kontra peristiwa 17 Oktober 1952.
Untuk mengutuhkan kembali jajaran AD diselenggarakan musyawarah
antara golongan yang pro dan kontra Peristiwa 17 Oktober 1952.
Pertemuan yang dihadiri oleh 29 perwira senior AD diadakan di
Yogyakarta tanggal 21 – 25 Februari 1955. Pertemuan yang disebut
Rapat Colegial (Raco) membahas tiga masalah pokok, yaitu (1)
Keutuhan dan persatuan AD; (2) Penyelesaian Peristiwa 17 Oktober
1952; dan (3) Pembangunan AD. Raco menghasilkan Piagam Keutuhan
ADRI yang juga disebut Piagam Yogyakarta yang ditandatangai oleh 29
perwira senior peserta Raco. Peristiwa 17 Oktober 1952 di kalangan AD
dianggap selesai.
Tidak lama setelah berakhirnya KAA, KSAD Kolonel Bambang
Sugeng meletakkan jabatan karena merasa tidak mampu melaksanakan
Piagam Yogyakarta. Terjadilah kesulitan untuk menunjuk penggantinya.
Akhirnya Pemerintah mengangkat Kolonel Bambang Utoyo (Panglima
Teritorium II/ Sriwijaya) sebagai KSAD. Pengangkatan Kolonel Bambang
Utoyo mendapat tantangan dari Wakil KSAD Kolonel Zulkifli Lubis dan
kalangan AD. Lebih dari itu, pejabat KSAD Kolonel Zulkifli Lubis menolak
untuk melakukan serah terima dengan Bambang Utoyo, bahkan KSAD
yang baru tidak diizinkan memasuki MBAD. Akibat peristiwa tersebut,
Ketua Seksi Pertahanan dalam Parlemen mengundurkan diri dari
jabatannya.
Pada bulan Oktober 1955 terjadi penggantian Kepala Staf TNI
AD. Tiga orang calon diajukan yaitu Kolonel Simbolon, Kolonel Gatot
Subroto, dan Kolonel Zulkifli Lubis. Tidak ada kesepakatan dalam
Parlemen siapa dari ketiga calon itu yang akan dipilih, sebab masing-
masing ada yang menentangnya. NU mengusulkan A.H. Nasution dan
Nasution menerima pencalonan itu. Akhirnya tanggal 28 Oktober 1955
diputuskan bahwa A.H. Nasution kembali diangkat sebagai Kepala Staf
Angkatan Darat (Sujono, 2008: 321).
3.5. Konferensi Asia Afrika
Pada masa demokrasi parlementer diselenggarakan Konferensi
Asia Afrika (KAA). Konferensi Colombo merupakan pembuka jalan bagi
terselenggaranya KAA. Dalam Konferensi Colombo, gagasan untuk
menyelenggarakan KAA dilemparkan oleh PM Ali Sastroamijoyo.
Konferensi Colombo dimulai pada 28 April 1954 sampai dengan 2 Mei
1954 bertempat di Colombo, Sri Langka. Konferensi tersebut dihadiri
214