Page 237 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 237

ada. Partai-partai yang ditambahkan sebagai anggota adalah Masyumi,
                PSI, Katolik, Parindra, dan Partai Rakyat Indonesia (Wilopo, 1976: 44).
                        Salah  satu  program  Kabinet  Burhanuddin  Harahap  adalah
                pemilihan  umum.  Golongan  oposisi  mendesak  agar  pemerintah
                melaksanakan  pemilihan  umum  secepat  mungkin.  Panitia  Pemilihan
                Umum  Pusat  telah  menetapkan  bahwa  pemilihan  umum  untuk
                parlemen  akan  diadakan  tanggal  29  September  1955.  Dalam  kabinet
                timbul pertemtangan, ada yang menghendaki pemilihan umum ditunda
                dengan  alasan  persiapan  belum  selesai  dan  ada  juga  yang  menuntut
                agar  pemilihan  umum  diadakan  pada  waktu  yang  telah  ditetapkan.
                Semakin  dekat  dengan  waktu  yang  ditetapkan  suasana  makin  tegang.
                Koran-koran  partai  saling  menyerang  dan  melontarkan  tuduhan  serta
                saling menelanjangi partai lawannya. Partai besar dan kecil mengajukan
                calon-calonnya untuk anggota DPR dan Konstituante. Selain itu terdapat
                86 organisasi dan perseorangan yang akan ikut dalam pemilihan umum
                (Sujono, 2008: 317).
                        Pada  tanggal  29  September  1955  sekitar  39  juta  rakyat
                Indonesia memberikan suaranya dari jumlah rakyat Indonesia sekitar 80
                juta. Hasil pemilihan umum anggota DPR seperti yang diumumkan oleh
                Panitia  Pemilihan  Indonesia  tanggal  1  Maret  1956  melahirkan  empat
                partai besar, yaitu PNI (57 kursi), Masyumi (57 kursi), NU (45 kursi), dan
                PKI  (39  kursi).  Yang  sangat  melonjak  kenaikan  jumlah  kursinya  di  DPR
                adalah  NU  dari  8  menjadi  45  dan  PKI  dari  17  menjadi  39.  Sedangkan
                partai-partai  lainnya  yang  sebelum  pemilu  sering  ikut  memegang
                peranan penting dalam pemerintahan ternyata mengalami kemerosotan
                jumlah kursi. Misalnya PSI dari 14 menjadi 5, PRN dari 13 menjadi 2, PIR
                Hazairin dari 18 menjadi 1, PIR Wondoamiseno dari 3 menjadi 1, Partai
                Buruh  dari  6  menjadi  2,  Partai  Murba  dari  4  menjadi  2.  Sedangkan
                Parindra  yang  semula  8  kursi  dan  SKI  3  kursi  malah  tidak  mendapat
                kursi. Di luar empat pertai besar itu, partai-partai lainnya dan organisasi-
                organisasi  serta  perorangan  yang  diwakili  dalam  parlemen,  hanya
                menduduki 1 kursi sampai 8 kursi (Wilopo, 1976: 44-45). Pada tanggal
                20  Maret  1956  anggota  parlemen  sebanyak  272  orang  dilantik  Kepala
                Negara. Pemilihan  umum untuk anggota Konstituante  diselenggarakan
                tanggal  15  Desember  1955.  Suasana  dalam  menghadapi  pemilihan
                umum  tersebut  lebih  tenang  dari  pada  ketika  menghadapi  pemeilihan
                umum untuk anggota DPR.

                3.7.   Deklarasi Djuanda (Juanda)
                        Pada  masa  pemerintahan  Kabinet  Juanda  dan  masa-masa
                sebelumnya tentang wilayah perairan Indonesia berlaku ordonansi No.



                                                                                 225
   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242