Page 254 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 254

Pengayaan Materi Sejarah


                               demokrasi  liberal  kekuasaan  Presiden  amat  terbatas.
                               Pada  pidato-pidatonya  setiap  tanggal  17  Agustus,  ia
                               menyatakan  tidak  puas  terhadap  instabilitas  politik,
                               kondisi  sosial-ekonomi  dan  keamanan  dalam  negeri.
                               Kondisi  ekonomi  semakin  memburuk  sejak  berakhirnya
                               perang  Korea.Konflik   antara  Pemerintah  dengan
                               Parlemen  tidak  pernah  berhenti.Kabinet  mengalami
                               jatuh-bangun     dalam      waktu      yang     relatif
                               singkat.Keamanan    dalam   negeri,   diganggu   oleh
                               pemberontakan-pemberontakan  kaum  separatis  tidak
                               pernah  berhasil  diselesaikan.Angkatan  Perang  terpecah
                               belah  oleh  konflik-konflik  internal.Pimpinan  tentara  di
                               daerah  dengan  partai  politik  tertentu  berkoalisi  dan
                               beroposisi,  menjadi  sebab  terjadinya  pemberontakan
                               daerah-daerah  yang  didukung  oleh  kekuatan  subversi
                               asing.Beberapa  kali  keadaan  darurat  diumumkan,  tidak
                               memecahkan  masalah.Sebaliknya  memperluas  konflik
                               horizontal  dan  mempertinggi  konflik  vertikal.Atas
                               kenyataan  yang  terjadi  dalam  masyarakat,  Soekarno
                               merasa prihatin namun tidak bisa berbuat banyak untuk
                               melakukan  perubahan,  karena  kekuasaannya  dibatasi
                               oleh Undang-Undang Dasar Sementara 1950  (UUDS).
                                    Secara  pribadi  ia  merasa  terkucilkan  dari  rakyat,
                               bagaikan   tinggal   di   menara   gading.   Ambisinya
                               terkungkung.  Pada  periode  1950-1957  itu  Soekarno
                               melakukan  pengamatan  situasi  sosial  politik  secara
                               cermat,  melakukan  perenungan  dan  berfikir  bagaimana
                               ia  bisa  melakukan  perubahan  dan  berkuasa  secara
                               konstitusional.  Langkah  politik  Soekarno  menyelesaikan
                               konflik  internal  dalam  militer  melalui  Piagam  Yogya
                               (1955)  dan  mengangkat  kembali  A.H.Nasution  sebagai
                               KSAD,  seorang  tokoh  militer  yang  dinilainya  cerdas,
                               sepaham    dengan  Soekarno  sejak  itu  Soekarno
                               memperoleh  dukungan  kekuatan  militer  secara  riil.
                               Kekuasaan  dan  pengaruhnya  terhadap  pemerintah  ia
                               dapatkan  melalui  Undang-Undang  Keadaan  Darurat
                               (1957) dengan dukungan militer.






                242
   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259