Page 255 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 255

Keberhasilannya  menyelenggarakan  Konferensi
                               Asia-Afrika  (A  –  A)  April  1955,  sebagai  pendorong
                               keinginan Soekarno untuk menjadikan bangsa Indonesia
                               menjadi pelopor penentang ketidak adilan yang terjadi di
                               negara-negara  Asia-Afrika  yang  terjajah,  setengah
                               terjajah  dan  negara-negara  yang  baru  merdeka  pada
                               pasca  Perang  Dunia  II,  sebagaimana  tertulis  dalam
                               dokumen bersejarah Dasasila Bandung. Pasca konferensi
                               A-A  gerakan-gerakan  perlawanan  menuntut  haknya
                               semakin  meningkat.Soekarno  menyebut  ketidak  adilan
                               sebagai  “exploitation  de  l’homme  par  l’homme”  atau
                               penindasan  terhadap  manusia  (yang  lemah)  oleh
                               manusia  (yang  kuat).  Oleh  karena  itu  ia  menggagas
                               penghapusan  exploitasi  dan  mendorong  terbentuknya
                               kekuatan-kekuatan  baru  sebagai  “the  new  emerging
                               forces” (Nefos) persatuan antar negara-negara tertindas
                               untuk melawan ketidak adilan, exploitasi dan penindasan
                               yang  dilakukan  oleh  kekuatan-kekuatan  lama,  yang  dia
                               beri  nama  “old  established  forces”  (Oldefos)  yang
                               kolonial.



                          b.  Kekuatan Revolusi Baru
                                    Pada  1958  Soekarno  membangun  satu  kekuatan
                               revolusi  baru  yang  disebutnya  sebagai  golongan
                               fungsional.Golongan   fungsional   adalah   kelompok
                               masyarakat    pelaku    fungsi   yang    ada    dalam
                               masyarakat.Dewan  Nasional  merumuskan  ada  delapan
                               kelompok  fungsional  termasuk  diantaranya  Angkatan
                               Bersenjata, petani, nelayan dan buruh.Tujuannya adalah
                               sebagai    penyeimbang       kekuatan     partai-partai
                               politik.Hampir  tidak  ada  pemimpin  politik  yang
                               memahami  konsep  revolusi  Soekarno  secara  sempurna
                               kecuali Soekarno sendiri.Masing-masing pemimpin politik
                               menafsirkan  sesuai  dengan  pemahaman  atas  dasar
                               ideologi  politiknya.Roeslan  Abdulgani  yang  dipercaya
                               oleh  Presiden  Soekarno  sebagai  Wakil  Ketua  Dewan
                               Pertimbangan Agung dan juru bicara ajarannya gagal




                                                                                 243
   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260