Page 257 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 257

4.  Menggalang    kekuatan    politik    di    dalam    negeri
                                   sebagai  kekuatan  riil.  Partai-partai  politik  sebagai
                                   kekuatan-kekuatan revolusi (revolutionaire krachten)
                                   harus  diikat  (samenbundellen)  dalam  ikatan  aparatur
                                   revolusi  (golongan  nasionalis,  agama,  komunis
                                   disingkat Nasakom).
                               5.  Di  samping  partai-partai  politik  kekuatan  golongan
                                   fungsional  (buruh,  tani,  guru,  pemuda,  budayawan)
                                   dan  Angkatan  Bersenjata  (Angkatan  Darat,    Laut,
                                   Udara  dan  Kepolisian),  ditetapkan  sebagai  aparatur
                                   revolusi.  Bersama-sama  partai-partai  politik  “diikat”
                                   (samenbundellen)  dalam  wadah  organisasi  Front
                                   Nasional.  Organisasi    Angkatan    Perang    dan    Polisi
                                   diikat  menjadi  Angkatan  Bersenjata    (AB)    yang
                                   langsung dipimpin oleh Presiden/Panglima Tertinggi.

                               6.  Kepemimpinan  semua  organisasi  politik,  organisasi
                                   massa,  Angkatan  Bersenjata,  harus  berada  dalam
                                   satu tangan, seorang Pemimpin Besar Revolusi.
                                    Dalam menjalankan tugas sebagai Pemimpin Besar
                               Revolusi,  Soekarno  dibantu  oleh  Majelis  Musyawarah
                               Pembantu Pimpinan Revolusi yang terdiri atas para ketua
                               partai politik Nasakom.


                4.3.  Oposisi dan Konflik
                      1.  Oposisi terhadap Program Revolusi

                                Program revolusi Soekarno secara diam-diam mendapat
                          tantangan  dari  beberapa  partai  politik.  Partai  Komunis
                          Indonesia  (PKI),  berdasarkan  perbedaan  landasan  ideologi,
                          persepsi interpretasi, missi suatu revolusi melakukan oposisi
                          terselubung.  Program-program  partai  yang  disusun  secara
                          sistematis berdasarkan MIRI dan akurat untuk menyesuaikan
                          diri dengan Manipol dan situasi revolusioner yang diciptakan
                          oleh  Soekarno.Pertama,  PKI  menolak  program  revolusi
                          Soekarno  yang  berambisi  membangun  masyarakat  baru  di
                          negara-negara  yang  sedang  berkembang,  sebagai  kekuatan
                          yang baru bangkit (the new emerging forces)  Soekarno



                                                                                 245
   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262