Page 262 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 262

Pengayaan Materi Sejarah


                          lebih menekankan pada konsep perang wilayah atau perang
                                          19
                          rakyat  semesta. Konsep  ini  digali  dari  pengalaman  perang
                          bangsa  Indonesia  yang  menitik  beratkan  pada  pertahanan
                          dan  ketahanan  wilayah.Secara  ideologis,  politis,  sosial  dan
                          budaya  bersifat  defensif  strategis  bukan  ofensif.  Karena
                          seminar  diadakan  pada  saat  semangat  yang  tinggi
                          mengganyang  Malaysia  dan  penggalangan  kekuatan  New
                          Emerging  Forces  melawan  Neo  Kolonialisme,  Presiden
                          Soekarno  mengoreksi  konsep  ancaman  ini.  Menurut
                          Soekarno  konsep  perang  bangsa  Indonesia  adalah  konsep
                          perang revolusi Indonesia (Perevindo).Oleh karena itu bangsa
                          Indonesia  harus  menyiapkan  kekuatan-kekuatan  ofensif
                          revolusioner    untuk    tugas    nasional    dan    tugas
                                       20
                          internasional. Konsep  perang  wilayah  atau  perang  semesta
                          akhirnya  disubordinasikan di bawah konsep Perang Revolusi
                                                                             21
                          Indonesia  (Perevindo)  yang  menjadi  konsep  pokok. Kedua
                          konsep     perang    tersebut   oleh    Angkatan     Darat
                          dikompromikan, sekalipun rumusannya kontroversial.

                                Konsep ofensif revolusioner dihindari oleh para pemikir
                          doktrin  di  Angkatan  Darat.Gagasan  Angkatan  V  yang
                          disampaikan  Presiden  Soekarno  pada  kuliah  perdana
                          Lembaga Pertahanan Nasional pada 31 Mei 1965, ditentang
                          oleh  Angkatan  Darat.  Angkatan  Darat  hanya  mentolerir
                          pasukan  Sukarelawan  dan  Sukarelawati,  yang  diorganisasi
                          oleh KOTI, dengan bimbingan Angkatan Darat.Status mereka
                          sebagai  prajurit  pembantu,  yang  dipimpin  oleh  para
                          komandan dari pasukan reguler.
                                Angkatan  Darat  juga  menolak  wawasan  Soekarno
                          bahwa musuh pokok bangsa Indonesia adalah Nekolim, yang
                          maknanya sangat kabur dan menyatakan bahwa invasi militer
                          terhadap  Indonesia  datangnya  dari  utara.Karena  posisi
                          geostrategi, geopolitik dan pengalaman invasi dalam perang
                          di  masa  lalu  datangnya  musuh  selalu  dari  daratan
                          Asia.Sekalipun  Presiden  Soekarno  mengoreksi  pendapat
                          tersebut,  namun  dalam  doktrin  pertahanan  dan  strategi
                          pertahanannya tetap menyatakan datangnya lawan dari arah
                          utara.  Pendapat  Soekarno  didukung  PKI,  menolak  anggapan
                                                                            22
                          bahwa “possible enemy will come from the North”, tetapi


                250
   257   258   259   260   261   262   263   264   265   266   267