Page 265 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 265

penyelewengan  Ajaran-ajaran  Revolusi  dan  Pemimpin  Besar
                          Revolusi.  Sebaliknya  Presiden  yang  sedang  “gandrung”
                          kepada  revolusi  tidak  mampu  mengendalikan  aksi  PKI
                          menghancurkan lawan-lawannya dengan dalih apa  pun.

                          Konflik antar partai-partai politik pada tahun 1964 dan awal
                          1965,  semakin  tidak  terkendali.Meningkatnya  aksi-aksi  PKI
                          dalam mewujudkan "pematangan situasi revolusioner sampai
                          kepuncaknya”  dengan  konfrontasi  politik  dan  fisik  terhadap
                          lawan-lawannya.Lewat    jargon-jargon  komunisto  phobi,
                          kapitalis birokrat, anti Nasakom dan kontra revolusi atau aksi-
                          aksi kekerasan secara sepihak tidak dapat dikendalikan oleh
                          Presiden.PKI  mengetahui  kepemimpinan,  kewibawaan  dan
                          kesehatan Presiden Soekarno telah merosot.
                                PKI  berusaha  keras  memisahkan  Soekarno  dengan
                          tokoh-tokoh  Murba.PKI  menghimpun  tulisan  pemikiran
                          Soekarno pada masa pergerakan nasional diberi judul Ajaran-
                          Ajaran Pemimpin Besar Revolusi diterbitkan di segenap media
                          massanya.  Ajaran-ajaran  Pemimpin  Besar  Revolusi,  adalah
                          marhaenisme,  yang  bersumber  pada  marxisme  yang
                          diterapkan dalam situasi Indonesia dan yang menjadi sumber
                          dan  jiwa  Pancasila  dengan  Manipol-Usdek  sebagai
                                                                          25
                          pancarannya,  di  Kampanyesecara  besar-besaran dilakukan
                          Partai  Murba  mengembangkan  kontra  ofensif  revolusioner
                          PKI  dengan  menciptakan  ajaran  tandingan  yang  berjudul
                          Soekarnoisme, yang disponsori oleh Adam Malik dan Sayuti
                          Melik.  Tulisan  tentang  Soekarnoisme  dimuat  dengan  media
                          harian, Semesta, Berita Indonesia, Merdeka, Warta Berita,
                          Garuda  dan  Mimbar  Umum  yang  disusul  dengan
                          pembentukan  organisasi  Badan  Pendukung  Soekarnoisme
                          (BPS). Pimpinan PKI merasa mendapat tantangan dari lawan
                          abadinya,  menginstruksikan  kepada  anggotanya  agar
                                                            26
                          “mengganyang” Soekarnoisme-BPS. PWI yang telah dikuasai
                          oleh  PKI,  melalui  ketuanya  A.Karim  DP  menyatakan  secara
                          tersamar  bahwa  otak  dari  gerakan  Soekarnoisme  adalah
                          Angkatan  Darat.  Selanjutnya  terjadi  polemik  berat  antara
                          surat kabar PKI Harian Rakjat dengan Berita Indonesia dan
                          Merdeka, organ Partai Murba.





                                                                                 253
   260   261   262   263   264   265   266   267   268   269   270