Page 420 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 420
Pengayaan Materi Sejarah
perekonomian Indonesia yang semakin memburuk. Reformasi ekonomi
mempunyai tiga tujuan utama yaitu: (1) Merestrukturisasi dan
memperkuat sektor keuangan dan perbankan; (2) Memperkuat basis
sektor riil ekonomi; (3) Menyediakan jaringan pengaman sosial bagi
mereka yang paling menderita akibat krisis.
Secara perlahan Habibie berhasil membawa perekonomian
Indonesia ke arah yang jauh lebih baik dibandingkan dengan keadaan
ekonomi sebelumnya yang sangat buruk. Pemerintahan Habibie
berhasil menurunkan laju infasi dan distribusi kebutuhan pokok mulai
kembali berjalan dengan baik. Selain itu, yang paling signifkan adalah
nilai tukar rupiah mengalami penguatan secara simultan hingga nilai
tukar rupiah menyentuh Rp. 6.700,00 per US$ 1 pada Juni 1999. Nilai
tukar rupiah sedikit melemah mencapai Rp. 8000,-per US$ 1, ketika
eskalasi politik naik menjelang Sidang Umum MPR.
Sesuai TAP MPR No.X/MPR/1998 tentang penanggulangan krisis
di bidang sosial budaya yang terjadi sebagai akibat dan krisis ekonomi,
Pemerintah kemudian menerapkan Program Jaring Pengaman Sosial
(JPS). Program Jaring Pengaman Sosial, di bidang kesehatan dan
pendidikan, telah banyak membantu masyarakat miskin dalam situasi
krisis.
Kebebasan Pers: langkah awal kebebasan berpedapat
Habibie menyadari bahwa tuntutan rakyat menjelang reformasi
adalah penghormatan terhadap hak-hak dasar seorang manusia, yaitu
masalah HAM. Salah satu kebijakan habibie terkait dengan itu adalah
pencabutan ketetapan untuk meminta Surat Izin Terbit (SIT) bagi media
massa cetak, sehingga media massa cetak tidak lagi khawatir dibredel
melalui mekanisme pencabutan Surat Izin Terbit. Hal penting lainnya
dalam kebebasan mengeluarkan pendapat bagi pekerja media massa
adalah diberinya kebebasan untuk mendirikan organisasi-organisasi
profesi. Pada era Soeharto, para wartawan diwajibkan menjadi anggota
satu-satunya organisasi persatuan wartawan yang dibentuk oleh
pemerintah. Sehingga merasa selalu dikontrol dan dikendalikan oleh
pemerintah. Era Habibie diberi kebebasan untuk membentuk berbagai
organisasi profesi.
Kebijakan ini membawa dampak positif bagi pertumbuhan pers
di Indonesia. Pada masa orde baru media cetak hanya sejumlah 289,
pada masa habibie mencapai 1398. Maraknya penerbitan disebabkan
408