Page 419 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 419
wakil partai politik dan wakil pemerintah. Hal yang membedakan pemilu
1999 dengan pemilu sebelumnya (kecuali pemilu 1955) adalah diikuti
oleh banyak partai. Ini dimungkinkan karena adanya kebebasan untuk
mendirikan partai politik. Dengan masa persiapan yang tergolong
singkat, pelaksanaan pemungutan suara pada pemilu 1999 ini dapat
dikatakan sesuai dengan jadwal, 7 Juni 1999.
Tidak seperti yang diprediksi dan dikhawatirkan oleh banyak
pihak, ternyata pemilu 1999 bisa terlaksana dengan damai tanpa
ada kekacauan yang berarti meski dikuti partai yang jauh lebih banyak,
pemilu kali ini juga mencatat masa kampanye yang relatif damai
dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Berdasarkan laporan Komisi
Pemilihan Umum (KPU), hanya 19 orang meninggal semasa kampanye,
baik karena kekerasan maupun kecelakaan dibanding dengan 327 orang
pada pemilu 1997 yang hanya diikuti oleh tiga partai. Ini juga
menunjukkan rakyat kebanyakan lebih rileks melihat perbedaan. Pemilu
1999, dinilai oleh banyak pengamat sebagai Pemilu yang paling
demokratis dibandingkan 6 kali pelaksanaan Pemilu sebelumnya.
Berdasarkan keputusan KPU, Panitia Pemilihan Indonesia (PPI),
pada 1 September 1999, melakukan pembagian kursi hasil pemilu. Hasil
pembagian kursi itu menunjukan lima partai besar menduduki 417 kursi
di DPR, atau 90,26 % dari 462 kursi yang diperebutkan. PDI-P muncul
sebagai pemenang pemilu dengan meraih 153 kursi, Golkar
memperoleh 120 kursi, PKB 51 Kursi, PPP 48 kusi, dan PAN 34 kursi.
Kebijakan Ekonomi
Pada masa awal dilantik sebagai presiden RI ke tiga, B.J. Habibie mewarisi
kondisi ekonomi yang sangat kritis, inflasi mencapai 650%, nilai tukar
rupiah amblas dari Rp 2400an menjadi Rp15000an pada Juni 1998.
Kondisi ini membuat sistem perbankan mati dan bisnis mengalami
kebekuan. Hal ini berdampak pada meningkatnya angka PHK.
Oleh karena itu, sesuai dengan Tap MPR tentang pokok-pokok reformasi
yang menetapkan dua arah kebijakan pokok di bidang ekonomi, yaitu
penanggulangan krisis ekonomi dengan sasaran terkendalinya nilai rupiah
dan tersedianya kebutuhan bahan pokok dan obat-obatan dengan harga
terjangkau, serta berputarnya roda perekonomian nasional, dan
pelaksanaan reformasi ekonomi. Presiden BJ.Habibie melakukan
kebijakan ekonomi dengan mengikuti saran-saran dari Dana Moneter
Internasional yang dimodifkasi dengan mempertimbangkan kondisi
407