Page 429 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 429

kelompok minoritas merupakan salah satu titik awal munculnya berbagai
                aksi  penolakan  terhadap  kebijakan  dan  gagasan-gagasannya.  Dalam
                kasus komunisme, Presiden Abdurrahman Wahid melontarkan gagasan
                kontroversial  yaitu  gagasan  untuk  mencabut  Tap.MPRS  No.XXV  tahun
                1966  tentang  larangan  terhadap  Partai  Komunis  Indonesia  dan
                penyebaran  Marxisme  dan  Leninisme.  Gagasan  tersebut  mendapat
                tantangan  dari  kalangan  Islam  termasuk  Majelis  Ulama  Indonesia  dan
                tokoh-tokoh  organisasi  massa  dan  partai  politik  Islam.  Berbagai  reaksi
                tersebut  membuat  Presiden  Abdurrahman  Wahid  mengurungkan
                niatnya  untuk  membawa  rencana  dan  gagasannya  ke  Sidang  Tahunan
                MPR tahun 2000.
                        Selain  masalah  komunisme,  benturan  Presiden  Abdurrahman
                Wahid dengan organisasi massa dan partai politik Islam yang notabene
                justru  menjadi  pendukungnya  saat  ia  terpilih  menjadi  presiden  adalah
                gagasannya  untuk  membuka  hubungan  dagang  dengan  Israel.
                Gagasannya  tersebut  mendapat  tantangan  keras  mengingat  Israel
                adalah  negara  yang  menjajah  dan  telah  banyak  melakukan  tindakan
                pelanggaran  Hak  Azasi  Manusia  (HAM)  terhadap  warga  Palestina  yang
                mayoritas  beragama  Islam.  Membuka  hubungan  dagang  dengan  Israel
                sama saja dengan melanggar apa yang tertuang dalam Pembukaan UUD
                1945  yang  menjelaskan  bahwa  Indonesia  merupakan  negara  yang
                menyerukan agar penjajahan di atas dunia  dihapuskan.
                        Masalah  lain  yang  menjadi  pekerjaan  rumah  pemerintahan
                Presiden  Abdurrahman  Wahid  adalah  upaya  untuk  menyelesaikan
                berbagai kasus KKN yang dilakukan pada masa pemerintahan Orde Baru.
                Berbagai kasus KKN tersebut kembali dibuka pada tanggal 6 Desember
                1999 dan terfokus pada apa yang telah dilakukan oleh mantan Presiden
                Soeharto  dan  keluarganya.  Namun  dengan  alasan  kesehatan,  proses
                hukum  terhadap  Soeharto  belum  dapat  dilanjutkan.  Kendati  proses
                hukum belum dapat dilanjutkan, Kejaksaan Agung menetapkan mantan
                Presiden Soeharto menjadi tahanan kota dan dilarang bepergian ke luar
                negeri.  Pada  tanggal  3  Agustus  2000  Soeharto  ditetapkan  sebagai
                terdakwa terkait beberapa yayasan yang dipimpinnya.
                 Langkah Kontroversi
                Akumulasi  berbagai  gagasan  dan  keputusannya  yang  kontroversial
                mendapat tantangan keras dari organisasi massa dan partai politik Islam
                yang semula mendukungnya, kecuali NU dan PKB. Selain gagasannya



                                                                                 417
   424   425   426   427   428   429   430   431   432   433   434