Page 431 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 431

tersebut tidak memenuhi landasan konstitusional. Ia tiak bisa menerima
                memorandum tersebut. Sikap Presiden tersebut kemudian direspon DPR
                dengan  mengeluarkan  memorandum  yang  ke  dua  dalam  rapat
                paripurna  pada  30  April  2001.  Rapat  tersebut  memberikan  laporan
                pandangan akhir fraksi-fraksi di  DPR  atas  tanggapan  presiden  terhadap
                memorandum pertama.
                        Laporan pandangan fraksi-fraksi membuat hubungan Presiden dan
                DPR  semakin  memanas.  Presiden  Abdurrahman  Wahid  mengeluarkan
                pernyataan bahwa jika DPR melanjutkan niat mereka untuk menggelar
                Sidang  Istimewa  MPR,  maka  presiden  akan  mengumumkan  keadaan
                darurat,  mempercepat  penyelenggaraan  pemilu  yang  bermakna  pula
                akan terjadi pergantian anggota DPR, dan memerintahkan TNI dan Polri
                untuk  mengambil  tindakan  hukum  terhadap  sejumlah  orang  tertentu
                yang  dianggap  menjadi  tokoh  yang  aktif  menyudutkan  pemerintah.
                Pernyataan  tersebut  meningkatkan  ketegangan  para  pendukung
                presiden  dan  pendukung  sikap  DPR  di  tingkat  akar  rumput.  Ribuan
                pendukung  Presiden  Abdurrahman  Wahid  melakukan  aksi  menentang
                diadakannya  Sidang    Istimewa  MPR  yang      dapat    menurunkan
                Abdurrahman  Wahid  sebagai  presiden.  Aksi  ini  berujung  pada
                pengrusakan  dan  pembakaran  berbagai  fasilitas  umum  dan  gedung
                termasuk kantor milik sejumlah partai politik dan organisasi massa yang
                dianggap mendukung DPR untuk mengadakan Sidang Istimewa MPR.     42
                        Kejaksaan  Agung,  dua  hari  menjelang  pelaksanaan  Sidang
                Paripurna  DPR,  mengumumkan  hasil  penyelidikan  kasus  skandal
                keuangan  Yayasan  Yanatera  Bulog  dan  sumbangan  Sultan  Brunai  yang
                diduga  melibatkan  Presiden  Abdurrahman  Wahid  bahwa  hal  tersebut
                tidak  terbukti  melibatkan  Abdurrahman  Wahid.  Jaksa  Agung,  Marzuki
                Darusman, menyampaikan hasil akhir dari pemeriksaan tersebut kepada
                pimpinan DPR pada 28 Mei 2001.
                        Ketegangan  yang  terjadi  antara  pendukung  presiden  dan
                pendukung  Sidang  Istimewa  MPR  tidak  menyurutkan  niat  DPR  untuk
                menyelenggarakan Sidang Istimewa MPR. Presiden sendiri menganggap
                bahwa  landasan  hukum  memorandum  kedua  belum  jelas.  DPR
                kemudian  menyelenggarakan  rapat  paripurna  untuk  meminta  MPR
                mengadakan Sidang Istimewa MPR. permohon DPR tersebut kemudian
                direspon  oleh  MPR  dengan  menyelenggarakan  Sidang  Istimewa  yang
                dipimpin oleh ketua MPR Amien Rais pada 21 Juli 2001. Di sisi  lain




                                                                                 419
   426   427   428   429   430   431   432   433   434   435   436