Page 432 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 432

Pengayaan Materi Sejarah


                Presiden  Abdurrahman  Wahid  menegaskan  bahwa  ia  tidak  akan
                mundur  dari  jabatan  presiden  dan  sebaliknya  menganggap    bahwa
                sidang istimewa tersebut melanggar tata tertib MPR sehingga tidak sah
                dan illegal. 43

                        Menyadari  posisinya  yang  terancam,  Presiden  selanjutnya
                mengeluarkan  Maklumat  Presiden  tertanggal  22  Juli  2001  yang
                kemudian  disebut  juga  sebagai  Dekrit  Presiden,  yang  berisi  (1)
                pembekuan MPR dan DPR RI;(2) mengembalikan kedaulatan ke tangan
                rakyat;  dan  (3)  mempersiapkan  pemilu  dalam  waktu  satu  tahun  dan
                menyelamatkan  gerakan  reformasi  dari  hambatan  unsur-unsur  Orde
                Baru sekaligus membekukan Partai Golkar sambil menunggu keputusan
                Mahkamah  Agung.  Namun  isi  dekrit  tersebut  tidak  dapat  berjalan
                dengan  semestinya  karena  TNI  dan  Polri  yang  diperintahkan  untuk
                mengamankan  langkah-langkah  penyelamatan  tidak  menjalankan
                tugasnya.  Hal  ini  karena  menurut  Panglima  TNI  Widodo  AS,    sejak
                Januari 2001, baik TNI maupun Polri konsisten untuk  tidak  melibatkan
                diri dalam politik praktis. 44

                        Kebijakan  yang  diambil  oleh  TNI  dan  Polri  turut  memuluskan
                jalan  pelaksanaan  Sidang  Istimewa  MPR  dengan  agenda  pemandangan
                umum  fraksi-fraksi  atas  pertanggungjawaban  Presiden  Abdurrahman
                Wahid  yang  dilanjutkan  dengan  pemungutan  suara  untuk  menerima
                atau  menolak  Rancangan  Ketetapan  MPR  No.II/MPR/2001  tentang
                pertanggungjawaban  Presiden  Abdurrahman  Wahid  dan  Rancangan
                Ketetapan  MPR  No.III/MPR/2001  tentang  penetapan  Wakil  Presiden
                Megawati  Soekarno  Putri  sebagai  Presiden  Republik  Indonesia.  Seluruh
                anggota  MPR  yang  hadir  menerima  dua  ketetapan  tersebut.  Presiden
                dianggap  telah  melanggar  haluan  negara  karena  tidak  hadir  dan
                menolak  untuk  memberikan    pertanggungjawaban    dalam    Sidang
                Istimewa  MPR  termasuk  penerbitan  Maklumat  Presiden  RI.  MPR
                kemudian memberhentikan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden dan
                mengangkat Wakil Presiden Megawati Soekarno Putri sebagai presiden
                kelima Republik Indonesia pada 23 Juli 2001.













                420
   427   428   429   430   431   432   433   434   435   436   437