Page 430 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 430

Pengayaan Materi Sejarah


                yang  kontroversial,  Presiden  Abdurrahman  Wahid  memiliki  hubungan
                kurang harmonis dengan DPR dan beberapa menteri dalam kabinetnya.
                Ketidakharmonisan    tersebut   berawal   dari   seringnya   presiden
                memberhentikan  dan  mengangkat  menteri  tanpa  memberikan
                penjelasan  yang  dapat  diterima  oleh  DPR.  Seperti  pemberhentian
                Laksamana  Sukardi  sebagai  Menteri  Negara  Penanaman  Modal,
                Nurmachmudi Ismail Selaku Menteri Kehutanan dan Jusuf Kalla sebagai
                Menteri  Perindustrian  dan  Perdagangan  yang  menyebabkan  DPR
                mengajukan hak interpelasinya. 39
                        Kepercayaan masyarakat terhadap Presiden Abdurrahman Wahid
                dan  jajaran  pemerintahannya  semakin  menipis  seiring  dengan  adanya
                dugaan bahwa presiden terlibat dalam pencairan dan penggunaan dana
                Yayasan  Dana  Kesejahteraan  Karyawan  (Yanatera)  Bulog  sebesar  35
                miliar rupiah dan dana bantuan Sultan Brunei Darussalam sebesar 2 juta
                dollar  AS.  Kondisi  ini  mendorong  DPR  membentuk  Panitia  Khusus
                (Pansus)  untuk  melakukan  penyelidikan  keterlibatan  Presiden
                Abdurrahman Wahid dalam kasus tersebut. Pansus menduga ada peran
                Abdurrahman  Wahid  dalam  pencairan  dan  penggunaan  dana
                Yanatera. 40
                        Kasus  tersebut  mendorong  DPR  mengadakan  rapat  paripurna
                untuk  memberikan  tanggapan  dan  pemandangan  umum  fraksi-fraksi
                atas  hasil  kerja  Pansus.  Satu  hal  yang  menjadi  sorotan  masyarakat
                adalah  bahwa  kasus  ini  sangat  kontradiktif  dengan  upaya
                pemberantasan  KKN  yang seharusnya gencar dilakukan pemerintah dan
                tentunya  berlawanan  dengan  upaya  dan  cita-cita  reformasi  terutama
                upaya  untuk  menghapuskan  praktek  KKN  yang  merajalela  pada  masa
                pemerintahan  Orde  Baru.  Rakyat  menaruh  harapan  besar  di  pundak
                Presiden Abdurrahman Wahid untuk membenahi tatanan pemerintahan
                dan  memperbaiki  berbagai  penyelewengan  yang  dilakukan  pada  masa
                pemerintahan Orde Baru. 41
                        Pada 1 Februari 2001, DPR menyetujui dan menerima hasil kerja
                Pansus.  Keputusan  tersebut  diikuti  dengan  dengan  memorandum yang
                dikeluarkan  DPR  berdasarkan  Tap  MPR  No.  III/MPR/1978  Pasal  7  untuk
                mengingatkan  bahwa  presiden  telah  melanggar  haluan  negara  yaitu
                UUD  1945  Pasal  9  tentang  Sumpah  Jabatan  dan  Tap  MPR  No.
                XI/MPR/1998  tentang  Penyelenggaraan  Negara  yang  bebas  KKN.
                Namun Presiden Abdurrahman Wahid menggangap memorandum




                418
   425   426   427   428   429   430   431   432   433   434   435