Page 436 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 436

Pengayaan Materi Sejarah


                Salah  satu  indikator  keberhasilan  pemerintahan  Presiden  Megawati
                adalah rendahnya tingkat infasi dan stabilnya cadangan devisa negara.
                Nilai tukar rupiah relatif membaik dan berdampak pada stabilnya harga-
                harga  barang.  Kondisi  ini  juga  meningkatkan  kepercayaan  investor
                terhadap  perekonomian  Indonesia  yang  dianggap  menunjukkan
                perkembangan  positif.  Kenaikan  infasi  pada  Januari  2002  akibat
                kenaikan  harga  dan  suku  bunga  serta  berbagai  bencana  lainnya  juga
                berhasil ditekan pada bulan Maret dan April  2002.
                        Namun  berbagai  pencapaian  di  bidang  ekonomi  pemerintahan
                Presiden  Megawati  mulai  menunjukkan  penurunan  pada  paruh  kedua
                pemerintahannya. Pada pertengahan tahun 2002-2003 nilai tukar rupiah
                yang sempat menguat hingga Rp. 8.500,- per dolar kemudian melemah
                seiring menurunnya kinerja pemerintah. Di sisi lain, berbagai pencapaian
                tersebut  juga  tidak  berbanding  lurus  dengan  jumlah  penduduk  yang
                ternyata masih banyak berada di bawah garis kemiskinan.

                Popularitas  pemerintah  juga  menurun  akibat  berbagai  kebijakan  yang
                tidak populis dan meningkatkan infasi. Meningkatnya infasi berdampak
                buruk  terhadap  tingkat  inflasi  riil.  Diantara  kebijakan  tersebut  adalah
                kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM)
                dan  tarif  dasar  listrik  (TDL)  serta  pajak  pendapatan  negara.  Selain  itu,
                persoalan  hutang  luar  negeri  juga  menjadi  persoalan  pada  masa
                pemerintahan Presiden Megawati karena pembayaran hutang luar negeri
                mengambil  porsi  APBN  yang paling  besar yakni  mencapai 52%  dari total
                penerimaan  pajak  yang  dibayarkan  oleh  rakyat  sebesar  219,4  triliun
                rupiah.  Hal  ini  mengakibatkan  pemerintah  mengalami  defsit  anggaran
                dan kebutuhan pinjaman baru.
                        Presiden  Megawati  menyadari  bahwa  bidang  yang  mendapat
                perhatian  dalam  jangka  pendek  pemerintahannya  adalah  penguatan
                infrastruktur  untuk  pemberdayaan  rakyat  banyak.  Salah  satu  fokus
                perhatiannya  adalah  masalah  kelautan.  Bentuk  konkret  komitmen
                tersebut  adalah  membentuk  Departemen  Kelautan  dan  Perikanan.
                Landasan  pemikiran  yang  digunakan  oleh  Presiden  Megawati  adalah
                terjadinya ketimpangan perhatian antara pembangunan darat dan laut.
                Meski  sebagai  negara  kepulauan  dengan  sebagian  besar  wilayahnya
                perairan,  sejak  lama  kebijkan  pemerintah  lebih  cenderung  ke  darat,
                padahal laut menyimpan poetensi yang sangat besar. Pemerintah






                424
   431   432   433   434   435   436   437   438   439   440   441