Page 437 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 437

membaca  potensi  perikanan  dan  kelautan  sebagai  salah  satu  cara
                                                             49
                mempercepat pemulihan kondisi perekonomian .
                c. Masalah Disintegrasi dan Kedaulatan Wilayah

                Untuk  meredam  keinginan  melepaskan  diri  kedua  provinsi  tersebut,
                Presiden  Megawati  melakukan  berbagai  upaya  untuk  menyelesaikan
                permasalahan disintegrasi dan memperbaiki persentase pembagian hasil
                sumber  daya  alam  antara  pemerintah  pusat  dan  daerah  di  kedua
                propinsi  tersebut.  Berdasarkan  UU  No.  lb/2001  dan  UU  No.  21/2001
                baik  propinsi  NAD  dan  Papua  akan  menerima  70%  dari  hasil
                pertambangan  minyak  bumi  dan  gas  alam.  Upaya  Presiden  Megawati
                untuk  memperbaiki  hubungan  pemerintah  pusat  dan  rakyat  propinsi
                NAD juga dilakukan dengan melakukan kunjungan kerja ke Banda Aceh
                pada  tanggal  8  September  2001.  Dalam  kunjungan  kerja  tersebut,
                presiden melakukan dialog dengan sejumlah tokoh Aceh dan berpidato
                di  halaman  Masjid  Raya  Baiturrahman.  Pada  kesempatan  tersebut,
                presiden  mensosialisasikan  UU  No.  18  tahun  2001  tentang  otonomi
                khusus Provinsi NAD. Presiden Megawati juga menandatangani prasasti
                perubahan  status  Universitas  Malikussaleh  Lhokseumawe  menjadi
                universitas negeri.

                Terkait dengan Poso, upaya  penyelesaian secara  damai juga  dilakukan
                untuk menyelesaikan konflik horizontal yang dipicu kebencian berbasis
                SARA  (Suku  Agama  Ras  dan  Antar  Golongan).  Konflik  Poso  ini
                menyebabkan  hilangnya  jiwa,  rusaknya  sarana  dan  prasarana  serta
                memunculkan  krisis  sosial  yang  perlu  segera  diselesaikan.  Upaya
                pemulihan  dilakukan  oleh  pemerintah  melalui  Operasi  Pemulihan
                Keamanan  yang  diikuti  dengan  dialog  yang  menghasilkan  deklarasi
                damai di Malino Sulawesi Selatan.

                Konflik  Maluku,  yang  berlangsung  sejak  1999,  melibatkan  antar
                kelompok dalam masyarakat melahirkan krisis sosial yang cukup dalam.
                Sampai-sampai  Presiden  Megawati  khawatir  akan  hilangnya  satu
                generasi  di  Maluku  jika  persoalan  Maluku  tidak  segera  diselesaikan.
                (Kemendikbud,  2015,  hal  210).  Untuk  itu  pemerintah  kemudian
                menerapkan  kebijakan  status  darurat  sipil  yang  diikuti  upaya  dialog
                yang menghasilkan Deklarasi Malino II.
                Terkait hubungan pemerintah pusat dan daerah, pemerintahan Presiden
                Megawati berupaya untuk melanjutkan kebijakan otonomi daerah yang
                telah dirintis sejak 1999 seiring dengan dikeluarkannya UU No. 2 tahun



                                                                                 425
   432   433   434   435   436   437   438   439   440   441   442