Page 131 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 131
DINAMIKA DALAM KEBERAGAMAN:
JEPANG, ETNIK TIONGHOA DAN PRIBUMI (1942-1945)
2008, Wali Kota Solo Joko Widodo mengatakan: “Dengan momentum perayaan
Imlek 2559 ini, Pemkot Solo memberikan penghargaan setinggi-tingginya untuk
126
tokoh nasional Yap Tjwan Bing sebagai nama salah satu jalan di Solo.”
Yap Tjwan Bing di dalam sidang PPKI (persis duduk di seberang Sukarno)
Sumber: Domain publik
Jelas nampak di sini, bahwa tokoh-tokoh peranakan Tionghoa di BPUPKI
pun ikut secara langsung memberikan kontribusi pemikiran mereka. Dalam
kerangka yang luas, dua sejarawan Universitas Indonesia, Prof. Susanto Zuhdi dan
DR. Mohammad Iskandar, mengklaim bahwa seluruh anggota BPUPK berhak
disebut sebagai the founding fathers.
Pengangkatan para anggota BPUPKI diumumkan pada 29 April 1945
berikut isi wacana sidang-sidangnya yang memiliki arti sejarah yang khas
dalam proses pembentukan embrio Indonesia merdeka. Sesungguhnya
semua anggota BPUPKI yang 60 orang—kemudian ditambah 6 orang—
itulah yang berhak disebut sebagai “bapak pendiri bangsa” (the founding
fathers). Mereka ini adalah the founding fathers karena dalam arti
sebenarnya mereka inilah yang dianggap sebagai the men who made
Indonesia merdeka. Dalam pengertian ini the founding fathers tidak
sendirian, tetapi jamak, termasuk pejuang kemerdekaan dalam arti umum.
Akan tetapi, lebih dari itu, the founding fathers secara khusus mengacu
pada para pemimpin yang terlibat langsung dalam meletakkan kerangka
dasar bagi kelahiran sebuat negara-bangsa. Mereka berada pada kisaran
122