Page 169 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 169
ISLAM DAN DAI NIPPON: RESPON INTELEKTUAL MUSLIM ATAS PENDUDUKAN
JEPANG DI INDONESIA (1942-1945)
untuk negara-bangsa Indonesia yang diproklamirkan merdeka pada 17 Agustus
1945.
Pemikiran Wahid Hasjim dalam tulisannya yang dikutip di atas
memperoleh sambutan luas di tengah kaum Muslim, yang memang tengah mencari
solusi terbaik dalam menghadapi keragaman bangsa Indonesia, secara sosial-
budaya, politik dan agama. Tulisan Kiyai Mas Isman ”Islam dan Kemerdekaan
Indonesia” (Djawa Baroe edisi 12, 15 Juni 1945) memberi kita satu bukti penting di
mana tulisan dan pemikiran Wahid Hasjim diakui sebagai acuan utama untuk
membahas isu terkait ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an. Apa yang ditulis Wahid
Hasjim di atas tentang kedudukan Islam di negara Indonesia merupakan jawaban
atas pertanyaan fundamental yang dirumuskan sebagai berikut: ”Kita ini umat
Islam bangsa Indonesia, atau juga tepat: Kita ini bangsa Indonesia umat Islam”. Dia
menulis:
”Selaras dengan sari jawab ahli K.A. Wahid Hasjim itu, kita berpendapat
bahwa di dalam negara Indonesia merdeka nanti, tempat agama Islam itu
ialah di tengah dengan cara yang tepat menurut ajaran agama Islam itu
sendiri: la ikraha fi al-din, tidak ada paksaan dalam agama”.
”Maka pun tidak perlulah hal itu dikhawatirkan (posisi agama di Indonesia
merdeka, penulis) sekarang, sebab yang paling perlu sekarang ialah ...
kerja bersama serapat-rapatnya mencapai kemenangan akhir dan
mewujudkan kemerdekaan Indonesia”.
Begitu pula pemikiran tentang persatuan Indonesia juga mengemuka
dalam tulisan seorang tokoh Muslim A.R. Baswedan, ”Persatoean Jang Boelat”
(Djawa Baroe edisi 11, 1 Juni 1945). Dia mencatat bahwa ”negara Indonesia
merdeka yang sekarang sedang kita usahakan bersama pembangunanya, adalah
suatu negara yang akan memperlindungi seluruh penduduk negeri ini”. Ini adalah
premis dasar dari pembangunan Indonesia, di mana semua golongan masyarakat
yang ada di bumi Indonesia harus mendapat posisi dan kedudukan yang setara.
Karena itu, dia memberi anak judul dari tulisannya yang disebut di atas dengan
kata-kata ”adalah salah satu dasar pembangunan negara baru”. Dia menulis:
”Negara Indonesia baru tidak dapat dibangun dengan teguh dan sentosa,
apabila hanya segolongan, atau beberapa golongan, atau golongan yang
terbesar belaka yang akan hidup aman di dalamnya. ... Negara Indonesia
merdeka ialah negara yang mewujudkan persatuan bulat seluruh
penduduknya”.
160