Page 51 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 51

BANZAI!
                       OPERASI MILITER JEPANG UNTUK MENGUASAI INDONESIA

            pasukan—tercatat digunakan untuk membawa sebuah unit pasukan payung Jepang
                                                      84
            yang didaratkan di Danau Tondano, Sulawesi Utara.
                    Pesawat  amfibi  lainnya  yang  digunakan  Angkatan  Laut  Jepang  adalah
            Nakajima  E8N  “Dave”.  Pesawat  amfibi  bermesin  satu  dan  bersayap  ganda  ini
            dilontarkan  dari  kapal  perang.  Kadang  kala,  pesawat  ini  juga  digunakan  sebagai
            pembom  tukik  dan  pengamat  artileri.  Pesawat inilah  yang  kerap  kali memainkan
            peranan  dalam  menemukan  kapal-kapal  perang  Sekutu  dan  mengarahkan
            tembakan  kapal-kapal  perang  Jepang  ke  arah  musuh,  termasuk  selama
            Pertempuran di Laut Jawa.
                                  85
                    Jepang  juga mengerahkan  pesawat  pengintai Mitsubishi  Ki-15  dan  C-5M
            “Babs”.  Digunakan  baik  oleh  Angkatan  Darat  maupun  Angkatan  Laut  Jepang,
            pesawat terbang ini memulai kariernya sebagai pesawat sipil cepat pembawa surat.
            Memiliki  kecepatan maksimum  400  km/jam, “Babs” membawa  sepucuk  senapan
            mesin 7,7 mm dan sebuah bom 250 kg sehingga kerap kali digunakan juga sebagai
            pesawat penyerang ringan.
                                  86
                    Pasukan  Udara  Angkatan  Darat  Jepang  mengerahkan  beberapa  jenis
            pesawat  terbang  selama  pertempuran  di  Hindia  Belanda.  Nakajima  Ki-27  “Nate”
            yang  gesit  adalah  pesawat  pemburu  utamanya.  Pendahulu  pesawat  pemburu
            modern Jepang, “Nate” adalah sebuah pesawat terbang kecil, ringan, dan memiliki
            kemampuan  manuver  yang  baik,  dengan  angka  kecepatan  menanjak  yang  luar
                      87
            biasa  tinggi.  Dipersenjatai  dengan  dua  senapan  mesin  7,7  mm,  “Nate”  mampu
            terbang  dengan  kecepatan  470  km/jam.  Seperti  pesawat  terbang  Jepang  pada
                                              88
            umumnya, kecepatan dan kemampuan manuvernya yang hebat membuat pesawat
            tersebut nyaris tidak memiliki lapisan baja pelindung dan tanki bahan bakar yang
            tidak bisa menutup sendiri, sehingga sangat rapuh oleh tembakan lawan.
                                                                        89
                    Pesawat pemburu Angkatan Darat lainnya adalah Ki-43 “Oscar”. Sekalipun
            dalam  banyak  hal  mengikuti  jejak  “Zero”,  formula  bobot  ringan  berkemampuan
            manuver tinggi kehilangan koherennya dalam desain pesawat ini. “Oscar” adalah
            pesawat pemburu teringan yang digunakan oleh negara besar dalam Perang Dunia
            II,  di  mana  bobotnya  hampir  400  kg  lebih  ringan  dibandingkan  “Zero”.  Seperti
            “Zero”, pesawat tersebut dirancang untuk memaksimalkan kemampuan menanjak
            dan manuvernya. “Oscar” merupakan pesawat pemburu paling gesit selama perang,
            lebih  hebat  dibandingkan  “Zero”  dalam  hal  ini.  Mudah  dibawa  bermanuver  dan
            memiliki  kecepatan  menanjak  yang  hebat,  “Oscar”  merupakan  musuh  yang
            memusingkan. Seperti semua pesawat pemburu yang bertugas di Pasifik, “Oscar”
            sangat berbahaya apabila keadaan menguntungkan pilotnya.  Namun, keunggulan
                                                              90
            itu  harus  dibayar  mahal  karena  mengorbankan  kecepatan  maupun  keampuhan



                                             42
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56