Page 118 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 118

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                adalah warga masyarakat (orang Sumatera asli atau imigran yang telah
                lama bermukim di Sumatera) yang merasa rugi bila Indonesia merdeka.
                Mereka merasa diuntungkan bila kolonialisme ada di negeri ini, apalagi
                mereka sesungguhnya telah bekerjasama dalam lapangan ekonomi dan
                politik,  serta  telah  menjadi  bagian  dari  mesin  kolonialis  di  zaman
                penjajahan  Belanda.  Di  samping  itu,  mereka  termasuk  kelompok
                masyarakat yang memiliki pengalaman tidak menyenangkan dan sangat
                dirugikan selama masa pendudukan Jepang. Kelompok masyarakat yang
                termasuk kedalam pihak ini umumnya berasal dari kalangan raja (pihak
                kerajaan),  kaum  bangsawan,  dan  bangsa  Tionghoa.  Kelompok  ketiga
                adalah bala Tentara Jepang, yang baru saja kalah perang dan dipaksa
                menjaga status quo di Sumatera dan Indonesia.

                        Sikap Bala Tentara Jepang secara tegas dimulai sejak tanggal 22
                Agustus,  yakni  segera  setelah  Komandan  Tertinggi  Bala  Tentara  Dai
                Nippon di Bukittinggi serta Shu Chokan di masing-masing daerah secara
                resmi  mengumumkan  kekalahan  Negeri  Matahari  Terbit  tersebut.
                Pengumuman  itu  relatif  sama  bunyinya,  yakni  menyebutkan  bahwa
                Tenno Heika memerintahkan supaya peperangan dihentikan.
                        Pengumuman  tersebut  dilakukan  di  berbagai  tempat,  dan  di
                hadapan  berbagai  kalangan.  Di  Palembang  misalnya,  pengumuman
                yang  dilakukan  oleh  Shu  Chokan  Myako  Tosio  dan  dilakukan  di
                kediamannya  serta  disampaikan  langsung  kepada  sejumlah  pemimpin
                                  64
                dan tokoh daerah.  Di Pakanbaru pengumuman disampaikan oleh Shu
                Chokan Makino Susaburo di Gedung Bioskop (Happy) dan dilakukan di
                hadapan para pegawai pemerintahan Riau Shu.  Di Aceh pengumuman
                                                             65
                dilakukan oleh Shu Chokan (S. Lino) di kediamannya tanggal 23 Agustus
                                                                                66
                dan dilakukan di hadapan sejumlah pemimpin dan pemuda daerah.  Di
                Medan,  Shu  Chokan  Sumatera  Timur  (Tesuro  Nakashima)  hanya
                mengeluarkan maklumat resmi bahwa Jepang telah kalah.  Selanjutnya
                                                                        67
                dinyatakan  bahwa  sekutu  menginstruksikan  Jepang  untuk  memegang
                teguh  status  quo,  tidak  ada  perubahan  politik  yang  boleh  dilakukan,
                Jepang ditugaskan memelihara keamanan sampai tentara sekutu berada
                di daerah tersebut, dan rakyat harus patuh pada Jepang.

                        Dari  pernyataan-pernyataan  di  atas  diketahui  bahwa  Jepang
                mengakui bahwa dia menjadi  ―wakil‖ sekutu dan  patuh  pada  sekutu.
                Dari  pernyataan-pernyataan  itu  juga  diketahui  bahwa  Jepang  tidak
                mengizinkan adanya perubahan, dalam hal ini perubahan politik berupa




                106
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123