Page 102 - Buku Kajian Pemantauan UU ITE
P. 102

Tabel 42.
                                   Ketentuan pidana pada Pasal 27 ayat (3) jo. Pasal 45 ayat (3) UU ITE
                                                tidak memenuhi asas kejelasan rumusan

                                    ASAS                                   KETERANGAN

                         Pasal 5 huruf f UU PPP       Bahwa  tidak  terdapatnya  kualifikasi  mengenai  kualifikasi  korban
                         Asas kejelasan rumusan       sebagai  pelapor  kasus  penghinaan  dan  pencemaran  nama  baik
                                                      menjadikan Pasal 27 ayat (3) jo. Pasal 45 ayat (3) UU ITE ditafsirkan
                                                      secara  luas.  Akibatnya  korban  sebagai  pelapor  ditafsirkan  tidak
                                                      terbatas  pada  natuurlijk  persoon  melainkan  juga  ditafsirkan
                                                      sebagai  badan  hukum,  badan  usaha/korporasi,  institusi,  dan
                                                      profesi atau jabatan.

                             Berdasarkan Tabel 42 dan permasalahan yang telah disampaikan pada paragraf-
                        paragraf sebelumnya maka perlu untuk dilakukan perubahan ketentuan Pasal 27 ayat
                        (3) jo. Pasal 45 ayat (3) UU ITE perihal unsur penghinaan dan pencemaran nama baik,
                        dengan  menyesuaikan  unsur  delik  Pasal  310  dan  Pasal  311  KUHP.  Selain  itu  perlu
                        penegasan kualifikasi korban dalam Pasal 27 ayat (3) UU ITE. Meskipun terdapat SKB UU
                        ITE yang dimaksudkan untuk menjembatani penerapan beberapa ketentuan UU ITE yang
                        multitafsir.  Namun  perlu  dipertimbangkan  aspek  yuridis  pemberlakuan  SKB  UU  ITE
                        terhadap keabsahan dan kekuatan mengikatnya.  Oleh karenanya, revisi terhadap UU
                        ITE menjadi suatu kebutuhan, dimana substansi SKB UU ITE yang relevan dapat menjadi
                        acuan dalam merevisi UU ITE.

                     7. Pemerasan dan Pengancaman Pasal 27 ayat (4) jo. Pasal 45 ayat (4) UU ITE.

                             Ketentuan  hukum  di  Indonesia  telah  mengatur  tindak  pemerasan  dan
                        pengancaman dalam KUHP dan  UU ITE. Pasal 368 dan Pasal 369 KUHP memberikan
                        larangan pemerasan. Ketentuan ini juga diatur dalam Pasal 27 ayat (4) jo. Pasal 45 ayat
                        (4) UU ITE yang memberikan larangan kepada setiap orang yang dengan sengaja dan
                        tanpa  hak  mendistribusikan  dan/atau  mentransmisikan  dan/atau  membuat  dapat
                        diaksesnya informasi/dokumen elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau
                        pengancaman.

                             Pasal 27 ayat (4) dan Pasal 45 ayat (4) UU ITE sebagai duplikasi Pasal 368 dan Pasal
                        369 KUHP memiliki perbedaan yang terletak pada subjek hukum, tindak pidana, metode
                        penyebaran,  delik,  media/sarana  perbuatan  pidana,  dan  ancaman  pemidanaan.  Hal
                        tersebut lebih lanjut dijelaskan dalam Tabel 43 sebagai berikut:




















                                                                               Kajian dan Evaluasi Pemantauan Pelaksanaan
                             Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Sebagaimana Telah Diubah Dengan …

                  80                                      Pusat Pemantauan Pelaksanaan Undang-Undang Badan Keahlian, Sekretariat
                                                                                                  Jenderal DPR RI
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107