Page 72 - Buku Kajian Pemantauan UU ITE
P. 72

NO       PEMANGKU
                                                 MASUKAN                           KETERANGAN
               .      KEPENTINGAN
                                                                      pengaturan  mengenai  sanksi  atas pelanggaran
                                                                      kewajiban tersebut.
              3.    Akademisi   Fakultas  Sebaiknya   ketentuan   ini  Terkait kata “wajib” dalam Pasal 40 ayat (2a) UU
                   Hukum     Universitas  menggunakan   kata   “harus”  ITE,  jika  dirunut  dari  konsep  tanggung  jawab
                   Airlangga            mengingat  kemajuan  teknologi  pemerintah  maka  pemerintah  mempunyai
                                        yang  semakin  pesat,  dan  jika  kewajiban  untuk  melakukan  pengawasan  dan
                                        pemerintah  tidak  mau  terbebani  penanganan.  Oleh  karenanya,  konsep  kata
                                        dengan  gugatan  masyarakat  ke  wajib (must) dengan konsep kata harus (shall)
                                        Pengadilan  Tata  Usaha  Negara  memiliki konsekuensi yang berbeda. Kata wajib
                                        (PTUN) maka pilihan kata “harus”  (must)   di   dalam   ketentuan   peraturan
                                        adalah solusinya.             perundang-undangan   jika   tidak  memiliki
                                                                      konsekuensi  hukum  maka  seseorang  dapat
                                                                      mengajukan  gugatan  kepada  pemerintah
                                                                      melalui  PTUN,  sedangkan  kata  harus  (shall)
                                                                      memiliki konsekuensi pada kemampuan untuk
                                                                      melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
                                                                      undangan.
              4.    Kejaksaan    Negeri  Implementasi ketentuan Pasal 40  Ketentuan Pasal 40 ayat (2a) UU ITE dikaitkan
                   Kabupaten     Tebing  ayat  (2a)  UU  ITE  perlu  didahului  dengan   adanya   Putusan   PTUN  Nomor
                   Tinggi               dengan    adanya   keputusan  230/G/TF/2019/PTUN-JKT,  pada  satu  sisi
                                        pernyataan keadaan bahaya oleh  menunjukkan   bahwa   pemerintah   tidak
                                        Presiden   untuk   mencegah  melakukan  intervensi  terhadap  penegakan
                                        penyebaran             berita  hukum.  Namun  pada  sisi  lain,  dengan  adanya
                                        bohong/hoaks,  hasutan,  ujaran  kejadian   pemutusan   akses   di   Papua
                                        kebencian   atau   permusuhan  menunjukkan  bahwa  ketentuan  Pasal  40  ayat
                                        berdasarkan  suku,  ras,  agama,  (2a)  UU  ITE  perlu  didahului  dengan  adanya
                                        dan  antar-golongan  (SARA)  yang  keputusan  pernyataan  keadaan  bahaya  oleh
                                        berpotensi       menimbulkan  Presiden   walaupun   menurut   Presiden,
                                        kerusuhan     yang     dapat  pemutusan  akses  tersebut  dilakukan  dalam
                                        memecahbelah  persatuan  dan  rangka  tujuan  kemanfaatanya  itu  untuk
                                        mengancam keamanan negara.    mencegah  penyebaran  berita  bohong/hoaks,
                                                                      hasutan,  ujaran  kebencian  atau  permusuhan
                                                                      berdasarkan   SARA    yang    berpotensi
                                                                      menimbulkan    kerusuhan   yang   dapat
                                                                      memecahbelah  persatuan  dan  mengancam
                                                                      keamanan negara khususnya diwilayah Provinsi
                                                                      Papua  dan  Papua  Barat  dan  dilakukan  hanya
                                                                      terhadap layanan data seluler.


                                                        Tabel 25.
                  Kewenangan Pemutusan Akses terhadap Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
                                                    (Pasal 40 ayat (2b))

              NO       PEMANGKU
                                                 MASUKAN                           KETERANGAN
               .      KEPENTINGAN
              1.    Direktorat  Tata Kelola                           Pasal 40 ayat (2b) UU ITE tidak mengatur secara
                   Aplikasi   Informatika                             spesifik  kewenangan  Pemerintah  dalam  hal
                   dan      Pengelolaan                               melakukan  pemutusan  akses  di  satu  area,
                   Media Kominfo                                      melainkan  memberikan  kewenangan  untuk
                                                                      melakukan pemblokiran konten yang melanggar
                                                                      hukum.  Sehingga  dalam  pelaksanaannya
                                                                      mengacu pada PP 71/2019 dan Permen Kominfo

                                                                               Kajian dan Evaluasi Pemantauan Pelaksanaan
                             Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Sebagaimana Telah Diubah Dengan …

                  50                                      Pusat Pemantauan Pelaksanaan Undang-Undang Badan Keahlian, Sekretariat
                                                                                                  Jenderal DPR RI
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77