Page 74 - Buku Kajian Pemantauan UU ITE
P. 74

NO       PEMANGKU
                                                 MASUKAN                           KETERANGAN
               .      KEPENTINGAN
              7.    Kejaksaan    Negeri                               Terhadap  kejadian  pemutusan  akses  di  Papua
                   Tebing Tinggi                                      juga  menunjukkan  bahwa  ketentuan  Pasal  40
                                                                      ayat (2b) UU ITE perlu didahului dengan adanya
                                                                      keputusan  pernyataan  keadaan  bahaya  oleh
                                                                      Presiden   walaupun   menurut   Presiden,
                                                                      pemutusan  akses  tersebut  dilakukan  dalam
                                                                      rangka  tujuan  kemanfaatan  yaitu  untuk
                                                                      mencegah  penyebaran  berita  bohong/hoaks,
                                                                      hasutan,  ujaran  kebencian  atau  permusuhan
                                                                      berdasarkan   SARA    yang    berpotensi
                                                                      menimbulkan kerusuhan yang dapat memecah
                                                                      belah  persatuan  dan  mengancam  keamanan
                                                                      negara khususnya di wilayah Provinsi Papua dan
                                                                      Papua  Barat  dan  dilakukan  hanya  terhadap
                                                                      layanan data seluler.
              8.    Akademisi   Fakultas  Diharapkan  Pemerintah  Pusat  Bahwa   kewenangan   Pemerintah   untuk
                   Hukum     Universitas  lebih   tegas   dalam   rangka  melakukan  pemutusan  akses  sebagaimana
                   Riau                 melakukan  pemblokiran  maupun  diatur  dalam  ketentuan  Pasal  40  ayat  (2b)
                                        pemutusan  akses  sebagaimana  khususnya di provinsi Riau belum dilakukan, hal
                                        diatur  dalam  ketentuan  Pasal  40  ini  dikarenakan  locus  delicti  media  elektronik
                                        ayat (2b).                    terdapat diluar wilayah administrasi Riau.

                                                        Tabel 26.
                                   Putusan Mahkamah Konstitusi Terkait Ketentuan UU ITE
              NO       PEMANGKU
                                                 MASUKAN                           KETERANGAN
               .      KEPENTINGAN
              1.    Kejaksaan    Agung  Perlu lebih ditegaskan dalam UU   Putusan MK Nomor 20/PUU-XIV/2016 terkait
                   Republik Indonesia   ITE  mengenai  kedudukan  dan  Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) UU ITE dinyatakan
                                        fungsi   Informasi   Elektronik  bertentangan  dengan  UUD  Tahun  1945  dan
                                        dan/atau  Dokumen  Elektronik  tidak  mempunyai  kekuatan  hukum  mengikat
                                        sebagai alat bukti yang sah dalam  sepanjang  tidak  dimaknai  khususnya  frasa
                                        hukum acara pidana dan perdata  “Informasi  Elektronik  dan/atau  Dokumen
                                        dan  perlu  adanya  pengaturan  Elektronik” sebagai alat bukti dilakukan dalam
                                        kembali  dalam  UU  ITE  terkait  rangka  penegakan  hukum  atas  permintaan
                                        penyadapan  (intersepsi)  yang  kepolisian,   kejaksaan,   dan/atau   institusi
                                        dilakukan oleh APH.           penegak  hukum  lainnya  yang  ditetapkan
                                                                      berdasarkan   undang-undang   sebagaimana
                                                                      ditentukan  dalam  Pasal  31  ayat  (3)  UU  ITE.
                                                                      Akibat adanya Putusan MK ini, perlu dilakukan
                                                                      revisi  Pasal  5  ayat  (1)  dan  ayat  (2)  UU  ITE,
                                                                      mengingat  dalam  putusan  ini  mencampur
                                                                      adukan  antara  intersepsi  sebagai  suatu
                                                                      perbuatan aktif yang melanggar hak asasi privasi
                                                                      dengan   kedudukan   Infomasi   dan/atau
                                                                      Dokumen  Elektronik  sebagai  “alat  bukti
                                                                      elektronik”.
                                                                         Putusan MK Nomor 5/PUU-VIII/2010 terkait
                                                                      Pasal  31  ayat  (4)  UU  ITE  dinyatakan
                                                                      bertentangan  dengan  UUD  Tahun  1945  dan
                                                                      tidak  mempunyai  kekuatan  hukum  mengikat,
                                                                      putusan  MK  ini  juga  secara  hukum  telah
                                                                      melampaui  batas  kewenangan  MK  dan  telah

                                                                               Kajian dan Evaluasi Pemantauan Pelaksanaan
                             Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Sebagaimana Telah Diubah Dengan …

                  52                                      Pusat Pemantauan Pelaksanaan Undang-Undang Badan Keahlian, Sekretariat
                                                                                                  Jenderal DPR RI
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79