Page 208 - BUKU PERDEBATAN PASAL 33 DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945
P. 208

DEBAT MENGEMUKA
                               PADA PERUBAHAN KETIGA




                  Sesudah  Tim  Ahli Bidang Ekonomi memaparkan
            pandangan-pandangannya, Ketua Rapat segera mengambil alih
            sesi selanjutnya: mendengarkan tanggapan dari para anggota
            fraksi. Ketua Rapat  yang dalam sesi ini dipimpin oleh Slamet
            Effendy Yusuf, ia menekankan agar tanggapan yang dikemukakan
            sifatnya straight to the point. 49
                  Dalam notulen, ragam tanggapan para anggota PAH-I
            beberapa memang cukup tajam. Para anggota seperti Soedijarto
                                                                    50
            49  Ketua Rapat: Harun Kamil
               Assalamu’alaikum Wr. Wb.
               Skors pada siang ini dicabut.
               KETOK 2X
               Bapak dan Ibu serta Saudara-saudara sekalian.
               Setelah kita bersama-sama istirahat sambil melakukan santapan jasmani dan rohani buat yang
               melakukannya. Maka kita lanjutkan acara pembahasan Bidang ekonomi untuk amandemen
               Undang Undang Dasar 1945.
            Tadi Pak Slamet Effendy Yusuf telah menyampaikan rumusannya, dan tentu kita harapkan dari yang
               hadir untuk memberikan ulasan-ulasan atau pendapat, saran serta pertanyaan kepada Tim
               Ahli Bidang Ekonomi yang telah menyampaikan pendapatnya. Memang kita tahu masalah
               ekonomi bukan masalah yang ringan, ekonomi dan politik ini ada keterkaitan yang kuat antara
               teoritisi dan praktisi juga harus saling bertemu. Supaya pandangan-pandangan masa depan
               jangan kita tinggalkan, justru itu yang harus kita gunakan untuk membuat Undang Undang
               Dasar ini bisa berlaku, paling kurang 50 tahun katanya, satu generasi.
            Baik, kita memasuki di mana anggota PAH-I BP MPR untuk menyampaikan saran, pendapat,
               pertanyaan atau komentar terhadap yang telah disampaikan oleh Tim Ahli tadi yang ada dua
               pendapat, yang tentunya bisa kita tindak lanjuti…Baik, kita persilahkan untuk menyampaikan
               atau menggunakan haknya, Cuma tolong straight to the point, jelas begitu, singkat, jelas.
            50  Pembicara: Soedijarto (F-UG)
            Saudara Ketua.
               Bapak-bapak dan Ibu tim ahli dan Kawan-kawan anggota PAH-I yang saya hormati.
               Sebagai bukan ekonom, maka pertanyaannya sangat umum, dan kami tidak melibatkan diri
               dalam pandangan Pak Muby dan bapak-bapak yang lain serta ibu-ibu. Tapi kami hanya ingin
               bertanya seberapa jauh Pasal-Pasal yang nanti akan disampaikan itu dapat menjamin bahwa
               Indonesia memang nanti akan menjadi negara kesejahteraan.
            Yang kedua seberapa jauh ketentuan-ketentuan itu dapat memungkinkan menjadinya adanya
               satu sistem ekonomi di Indonesia. Saya merasa sekarang ini masih ekonomi majemuk karena
               rakyat kecil di pedesaan adalah consumer dari industri-industri maju dan sebagainya, tapi
               produksinya tidak pernah dapat masuk dalam sistem ekonomi yang sifatnya global. Ini apakah
               Pasalnya atau manajemennya yang harusnya terjadi, karena saya melihat di Jerman Barat yang
               di sana menganut disebut social market economy dari R. Hard yang kelihatannya yang kecil
               itu bagian yang besar. Semua yang kecil bagian yang besar dan mereka kok bisa mengatur,
               tidak boleh ekspor juga manut. Enggak ekspor, supaya negara lain bisa impor ke negara itu,
               itu aturan-aturan di sana memang tidak diatur di UUD Jerman. Jerman mengaturnya, hanya


                                       147
   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213