Page 210 - BUKU PERDEBATAN PASAL 33 DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945
P. 210

DEBAT MENGEMUKA
                               PADA PERUBAHAN KETIGA




            Sutjipno,  juga A.M. Luthfi (F-Reformasi). 52
                    51
            51   Pembicara: Sutjipno (F-PDIP)
            …Saya menyambung Pak Sodijarto, kalau beliau awam saya lebih awam lagi, karena beliau Profesor
               saya bukan Profesor. Makanya saya cuma mengejar ingin tahu lebih banyak. Yang kedua
               juga kita bertanya kepada Tim Ahli, bagaimana rumusan konstitusionalnya bagi semua yang
               telah bertemu tadi itu, gitu lho. Walaupun ada perbedaan differential, tapi ada titik temu yang
               boleh dikatakan integral tadi. Jadi, satu yang saya kejar adalah sistem ekonomi kerakyatan,
               kekeluargaan, kebersamaan, mutualisme. Jadi, ini saya dengar semua dari ISEI dari Pak Edi
               Swasono, Pak Mubi dan sebagainya.
            Hal yang mau saya kejar ini apa konseptual dasar dari berbagai sebutan itu tadi itu? Agar nanti
               kalau nanti mengkritiknya, jangan dikritik dengan momental, aktual, fenomenal, tapi kalau
               meng-counter juga yang mendasar. Jadi, kami menjadi tahu kurang dan lebihnya dari satu
               konsepsi ini. Jadi, untuk itu maka yang kami kejar, kalau ini dikritik atau diserang atau di apa,
               di mana letak kelemahannya, di mana letak kelebihannya? Tapi tolong dengan konseptual,
               dasar jangan dikaitkan dengan masalah-masalah momental, aktual, fenomenal sesaat dan
               sebagainya gitu.
            Yang kedua, apabila rumusan-rumusan yang tadi yang telah diketemukan tadi kami dengarkan
               betul-betul pada satu tujuan ketemu, beberapa hal di tengah juga ketemu, namun berangkatnya
               agak berbeda. Tadi saya lihat ada beberapa. Bagaimana kira-kira nanti rumusannya kalau
               kita letakkan pada forum konstitusi. Oleh karena usul-usul yang ada begitu detail nampaknya.
               Kalau saya pelajari terus-menerus kedetailan ini lebih berada pada forum undang-undang
               disbanding [daripada] forum konstitusi. Untuk itu, maka kami juga minta pendapat dari tim ahli
               bagaimana caranya meramu yang detail ini menjadi satu rumusan yang padat tapi jelas, dan
               bersifat konstitusional dan cukup menggaet undang-undang yang akan diundangkan nanti
               ditingkat undang-undang dan seterusnya. Yang namanya konstitusi kita harapkan betul-betul
               visioner jauh ke depan…
            52   Pembicara: A.M. Luthfi (F-Reformasi)
            …Dari tadi ini kita berebut untuk menyatakan dirinya awam, saya juga awam kalau tentang ekonomi
               ini. Tapi ada orang mengatakan kalau lowyer berbicara katanya pegangannya itu benar dan
               salah, kalau ekonom katanya untung dan rugi, kalau insinyur itu kokoh dan runtuh. Nah, tapi
               ini justru para ekonom itu kalau saya lihat selalu dengan angka-angka yah, nah ini sarat
               dengan perhitungan cost benefit itu yang saya mengerti. Pengalaman Orde Baru kemarin yang
               Bappenasnya dikuasai oleh kawan-kawannya atau senior-seniornya Dr. Syahrir ini, kelihatannya
               ada satu bagian yang menurut saya mungkinkah tidak bisa dihitung dengan angka-angka
               yaitu patriotism, ini saya lihat kurang, apa ini khas miliknya para ekonom?
            Ini begini. Jadi, saya melihat pada waktu pengalaman yang lalu tiga puluh dua tahun itu, kita mungkin
               dalam angka kelihatan dalam bantuan asing itu kita mungkin jadi cepat growth-nya barangkali.
               Tetapi ada segera yang dikorbankan, yaitu pada waktu kita menerima bantuan asing pada
               saat itu pula kita agak meremehkan kekuatan berdiri sendiri, berdikarinya itu. Saya minta kalau
               bisa dijaga jangan sampai kejadian bahwa masalah kebanggaan, martabat bangsa ini, saya
               kira walaupun kita ekonom harus walaupun mungkin sulit dimasukkan dalam angka-angka.
            Saya senang sekali melihat uraian Doktor Adiningsih, bahwa poin pertama adalah melindungi
               Indonesia dari terhadap tantangan atau gangguan dari ekonomi global tadi itu. Menghadapi
               masa AFTA dan segala macam itu, saya melihat kita sebagai negara yang berkembang yang
               utangnya tahu-tahu sudah begitu besar ini. Saya kira perlu dibekali dalam Undang-Undang
               Dasar itu kita ini di masa yang akan datang jangan kehilangan sebagai bangsa dan menjaga
               martabat bangsa itu sepertinya nomor satu. Walaupun angkanya itu agak sulit dimasukkan.
            Jadi, pesan saja kepada para ekonom saya ini betul-betul kita semua adalah patriot, juga mungkin


                                       149
   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215