Page 238 - BUKU PERDEBATAN PASAL 33 DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945
P. 238
DEBAT MENGEMUKA
PADA PERUBAHAN KETIGA
Tentang Pak Hobes Sinaga, tentang hubungan
antara Pasal 33 dengan GBHN, di sini saya kira ada
faktor yang sangat nyata bahwa selama 32 tahun.
Kita biarkan Pasal 33 ayat 1 itu tetap ada dan
pada saat yang sama, pengertian asas kekeluargaan
menjadi asas keluarga dari zaman Pak Harto sampai
zaman Gus Dur dan saya tidak ada jaminan zamannya
nanti akan lain Pak. Tapi itu adalah sesuatu yang
barangkali bisa kita kurangi efek negatifnya dengan
usulan amandemen yang diajukan oleh Ibu Sri
Adiningsih.
Pak Frans Matrutty mengatakan, kembali
kepada soal kapitalis dan sosialisme itu, hampir sama
dengan yang awal tadi kami ungkapkan Pak bahwa
memang tidak ada lagi orang sekarang berbicara
tentang short way. Bahkan Sosialis Internasional
(S.I) juga telah menghilangkan kata sosialis itu di
dalam program mereka sekarang.
Jadi, kita mengalami fakta tersebut dan fakta
tersebut memang berbeda sekali, dengan ketika
Bung Hatta, menyusun Undang-Undang Dasar 1945,
karena seluruh pengalaman dan sosialisasi politik
beliau pada saat itu adalah, sosialisasi politik yang
kaitannya besar sekali dengan gerakan sosialisme di
Erofa sebelum Perang Dunia ke II. Nah, ini lah yang
saya kira menjadi masalah sehingga kita, sehingga
fraktis perdebatan kita, sebetulnya secara esensial
hanyalah Pasal 33 ayat 1 Pak.
Yang lain-lainnya saya kira, apakah nanti
usul yang diungkapkan Ibu Sri Adiningsih atau pun
yang diungkapkan Pak Bambang Sudibyo, saya tidak
177

