Page 122 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 122

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN




                                                  tidaknya seorang presiden dipanggil sebagai saksi oleh sebuah Pansus
                                                  DPR terkait pelaksanaan hak angket. Menurut DPR, pemanggilan tersebut
                                                  memungkinkan mengacu pada Pasal 171 tata tertib DPR dan Pasal 35 ayat (1)
                                                  dan (2) Undang-Undang Susduk. Di lain pihak, Kepresidenan menganggap
                                                  presiden tidak dapat memenuhi panggilan Pansus karena memiliki aturan
                                                  protokoler. Dalam posisi ketatanegaraan sekalipun, kedudukan presiden
                                                  sejajar dengan Ketua DPR sehingga tidak mungkin presiden hanya
                                                  diundang oleh sebuah Pansus yang terdiri dari anggota-anggota DPR.
                                                       Sikap DPR terhadap kasus yang menimpa Presiden Abdurrahman
                                                  Wahid tersebut mengacu pada kesadaran DPR terhadap fungsi yang
             DPR pada pokoknya                    dimilikinya yakni pengawasan. DPR pada pokoknya memiliki tiga fungsi

                      memiliki tiga               utama yakni fungsi perundang-undangan, fungsi anggaran dan fungsi
              fungsi utama yakni                  pengawasan atau kontrol. Fungsi yang tersebut di akhir bermakna

               fungsi perundang-                  mengontrol lembaga eksekutif sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang
                                                  telah ditetapkan. Untuk melaksanakan fungsi kontrol atau pengawasan,
                undangan, fungsi                  DPR memiliki hak bertanya, hak interpelasi, hak angket dan mosi dalam

                     anggaran dan                 sistem parlementer. Dalam prosesnya DPR tetap mengikuti prosedur
              fungsi pengawasan                   penanganan pihak kepolisian terutama bukti-bukti atas kasus tersebut.

                       atau kontrol.                     Berdasarkan bukti-bukti yang dimiliki pihak kepolisian, maka
                                                  Polda Metro Jaya menangkap Sapuan yang merupakan Wakil Ketua
                                                  Bulog pada tanggal 24 Mei 2000 dengan dugaan penggelapan Dana Milik
                                                  Yanatera Bulog. Berita mengenai penangkapan tersebut selanjutnya
                                                  beredar luas dan mendapat tanggapan kritis masyarakat karena kasus
                                                  aliran dana tersebut melibatkan petinggi negara. Sedangkan kasus dana
                                                  bantuan Sultan Brunei Darussalam kepada Presiden Abdurrahman Wahid
                                                  berawal dari informasi Ario Wowor yang menjelaskan bahwa Sultan Brunei
                                                  Darussalam mengeluarkan zakat setiap tahun sebesar US$ 2 juta. Informasi
                                                  tersebut diperoleh dari berbagai kawan Ario Wowor yang selanjutnya
                                                  menyampaikan kepada Presiden Abdurrahman Wahid. Presiden kemudian
                                                  meminta agar hal tersebut dikoordinasikan dengan H. Masnuh. Ario Wowor
                                                  juga  menyatakan  bahwa  sumbangan/sedekah  pribadi  Sultan  Brunei
                                                  sebesar US$ 2 Juta tersebut diberikan dalam bentuk cek kepadanya yang
                                                  selanjutnya disampaikan kepada Presiden.  Aliran dana bantuan Sultan
                                                                                         104
                                                  Brunei yang dikelola oleh H. Masnuh tersebut selanjutnya dikeluarkan
                                                  diantaranya untuk kasus Aceh melalui Yayasan Aswaja yang dipimpin oleh
                                                  salah seorang anggota DPRD Aceh bernama Afdal Yasin. Hal ini diperkuat
                                                  dengan keterangan Gubernur Aceh kepada Pansus DPR bahwa bantuan
                                                  dana kemanusiaan tersebut sepenuhnya diberikan kepada Yayasan Aswaja

                                                  104   Ibid, hlm. 10.




                                     dpr.go.id   116
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127