Page 132 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 132

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN




                                                  dengan kejanggalan keempat, kejanggalan berikutnya adalah fakta
                                                  bahwa masyarakat miskin yang seharusnya menerima dana tersebut
                                                  justru menjadi pihak yang tidak menikmati. Kejanggalan terakhir
                                                  terlihat bahwa kabinet pemerintahan selama era Reformasi ternyata
                                                  belum mampu mengungkapkan seluruh kasus pelanggaran hukum
                                                  terkait dan non-budgeter.
                                                         Selain enam kejanggalan di atas, anggota Fraksi-KB tersebut
                                                  menegaskan bahwa penyelidikan yang akan dilakukan oleh DPR
                                                  terhadap kasus Buloggate II tersebut merupakan proses politik karena
                                                  hal tersebut merupakan hak Dewa seperti tertera dalam Pasal 33 ayat
                                                  (3) huruf B Undang-Undang No. 4 tahun 1999 tentang susunan dan
                                                  kedudukan MPR, DPR dan DPRD. Salah satu hak DPR menurutnya
                                                  adalah mengadakan penyelidikan atau penggunaan hak angket. Tidak
                                                  hanya dalam Undang-Undang No. 4, hak angket DPR juga diatur dalam
                                                  Pasal 155 hingga Pasal 162 yang menjelaskan bahwa DPR memerlukan
                                                  hak angket saat pemerintahan yang tengah berjalan ternyata tidak
                                                  berhasil atau tidak mampu mengungkap secara tuntas kasus yang
                                                  sedang ditangani. Sebagai wujud pertanggungjawaban publik, Tari
                                                  mengajak anggota Dewan untuk melakukan fungsi pengawasan melalui
                                                  instrumen penyelidikan (hak angket) untuk memperoleh data, fakta
                                                  dan peta masalah penyalahgunaan dana non-budgeter tersebut.
                                                       Usul hak angket yang berisi 50 tandatangan anggota DPR tersebut
                                                  baru mulai dirapatkan pada 21 Januari 2001 karena Sekretariat Jenderal
                                                  tidak membagikan usul hak angket kepada semua anggota DPR. Hal
                    ...Pansus Bulog II            ini membuat rapat tiga kali gagal dilaksanakan. Pada rapat keempat,
           dibentuk menghasilkan                  pemungutan suara untuk menentukan perlu tidaknya Pansus Bulog II
                                                  dibentuk menghasilkan 51 anggota setuju, sementara terdapat 21 suara
                 51 anggota setuju,
                                                  menolak dan 2 anggota abstain.  Komisi III DPR sendiri sesungguhnya
                                                                              114
            sementara terdapat 21                 sudah mulai melaporkan mengenai kasus dana non budgeter Bulog
              suara menolak dan 2                 pada tahun 2000. Hasil investigasi yang dilakukan oleh Komisi III DPR
                    anggota abstain.              mengindikasikan 44 nama terlibat baik individu maupun lembaga
                                                  yang diduga ikut menggunakan dana tersebut dan selanjutnya hasil
                                                  investigasi tersebut dilaporkan kepada Jaksa Agung Marzuki Darusman.
                                                  Namun laporan penyelewengan operasional dana non budgeter Bulog
                                                  yang diterima menurut Jaksa Agung bukan merupakan hasil investigasi
                                                  sehingga tidak dapat ditindaklanjuti. Pernyataan Jaksa Agung tersebut
                                                  berbeda dengan pernyataan Komisi III DPR yang menjelaskan bahwa
                                                  laporan tersebut adalah draft akhir untuk dapat ditindaklanjuti.

                                                  114   Media Indonesia, 7 Juni 2002.




                                     dpr.go.id   126
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137