Page 133 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 133

DPR RI 1999-2004:
                                                                                         Kiprah dan Upaya Mengawal
                                                                                            Kehidupan Berdemokrasi




                                                         Laporan investigasi Komisi III mencuat ke permukaan seiring
                                                  dengan munculnya nama Ketua DPR Akbar Tanjung. Nama Ketua
                                                  DPR dikaitkan dengan kasus dana non budgeter Bulog setelah mantan
                                                  Ketua Bulog Rahadi Ramelan menyebutkan adanya aliran dana kepada
                                                  beliau saat menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara. Rahadi
           ...dari 54,6 miliar rupiah             Ramelan menyebutkan bahwa dari 54,6 miliar rupiah dana yang diduga

                 dana yang diduga                 diselewengkannya, sebanyak 40 miliar rupiah dialirkan ke Menteri
                                                  Sekretaris Negara saat itu. Ketua DPR mengakui adanya aliran dana
                diselewengkannya,
                                                  tersebut namun dana tersebut kemudian diserahkan kepada Ketua
                sebanyak 40 miliar                Yayasan Raudatul Jannah Dadang Sukandar untuk dibelikan bahan

                 rupiah dialirkan ke              kebutuhan pokok dan didistribusikan ke lima provinsi di Pulau Jawa

                  Menteri Sekretaris              oleh seorang kontraktor bernama Winfried Simatupang. Dana tersebut
                                                  menurut Akbar Tanjung disalurkan atas inisiatif pribadinya dan bukan
                              Negara...
                                                  atas perintah mantan Presiden B.J. Habibie. Ketua DPR selanjutnya
                                                  ditetapkan sebagai tersangka pada 7 Januari 2002 dan menjalani
                                                  tahanan Kejaksaan Agung sejak 7 Maret 2002.
                                                         Kejanggalan kasus dana non budgeter Bulog muncul setelah
                                                  penahanan  Akbar Tanjung yakni ketika Winfried Simatupang
                                                  mengembalikan dana sebesar 32,5 miliar rupiah kendati sebelumnya
                                                  ia mengakui bahwa dana tersebut telah disitribusikan ke masyarakat.
                                                  Winfried berjanji akan mengembalikan sisa dana sebesar 7,5 miliar
                                                  rupiah kepada tim penyidik, namun hal tersebut tidak menjadikan
                                                  kasus  tersebut  dianggap  selesai.  Bahkan  pada  tanggal  14  Maret
                                                  2002 status para tersangka termasuk Akbar Tanjung ditingkatkan
                                                  menjadi terdakwa. Presiden Megawati sendiri mendorong dilakukan
                                                  pengawasan terhadap kasus yang menimpa Ketua DPR. Kasus
                                                  dana non budgeter Bulog sebelumnya pernah diajukan pada masa
                                                  pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid namun ditolak. Kasus ini
                                                  kemudian diajukan kembali oleh F-PDIP dan F-PKB. Presiden Megawati
                                                  selanjutnya menginstruksikan kepada F-PDIP DPR agar mendukung
                                                  pembentukan Pansus Buloggate II untuk memeriksa keterlibatan Ketua
                                                  DPR. 115
                                                         Sikap Presiden Megawati terhadap kasus dana non budgeter
                                                  Bulog mendapat reaksi keras dari Partai Golkar yang mengancam
                                                  akan membentuk Pansus lain yang diduga melibatkan kalangan PDIP.
                                                  Dalam rapat internal DPP, Partai Golkar bahkan mengancam untuk
                                                  memboikot pemerintahan Megawati dan menarik tiga kadernya

                                                  115   Wawan Ichwanuddin dan Syamsudin Haris (Ed), Pengawasan DPR Era Reformasi: Realitas
                                                     Penggunaan Hak Interpelasi, Angket dan Menyatakan Pendapat, 2014, Jakarta, LIPI Press, hlm.
                                                     107.




                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   127
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138