Page 135 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 135

DPR RI 1999-2004:
                                                                                         Kiprah dan Upaya Mengawal
                                                                                            Kehidupan Berdemokrasi




                                                  mengirimkan surat kepada pimpinan DPR dan Fraksi lain di DPR.
                                                  Surat yang dikirim pada tanggal 31 Mei 2002 tersebut meminta agar
                                                  Rapat Paripurna DPR pengambilan keputusan pembentukan Pansus
                                                  Buloggate II tidak dilakukan pada 11 Juni 2002 sesuai keputusan Bamus
                                                  DPR. Hal ini karena Partai Amanat Nasional (PAN) akan mengadakan
                                                  Rapat Kerja Nasional di Batam pada 10-12 Juni 2002. Rakernas PAN
                                                  di Batam justru menjadi penundaan kembali pengambilan keputusan
                                                  pembentukan Pansus Buloggate II. Proses penyelesaian politik di DPR
                                                  yang tertunda tidak membuat proses hukum terhadap Akbar Tanjung
                                                  berhenti. Sebaliknya proses hukum justru mencapai titik keputusan
                                                  yakni dengan menetapkan Akbar Tanjung bersalah dengan hukuman
                                                  tiga tahun penjara. Hukuman tersebut diputuskan baik oleh Pengadilan
                                                  Negeri Jakarta Pusat maupun pada tingkat Pengadilan Tinggi Jakarta.
                                                         Hukuman yang dijatuhkan terhadap Akbar Tanjung membuat
                                                  banyak anggota DPR melayangkan mosi tidak percaya terhadap
               Mosi tidak percaya                 Ketua DPR tersebut. Mosi tidak percaya yang dipelopori oleh F-KB
            yang diedarkan sejak                  dan F-PDIP tersebut bertepatan dengan usainya kasus interpelasi

                 10-11 September                  Asrama TNI dan kunjungan Presiden Megawati ke Timor Leste.
                                                  Kunjungan Presiden yang mengundang reaksi tersebut berlangsung
               2002 terus bergulir                antara Mei-Juli 2002. Dengan demikian nampak F-PDIP menunda

              di DPR dan berhasil                 untuk menggagas mosi tidak percaya tersebut setelah kasus yang
                   mengumpulkan                   mengindikasikan keterlibatan mereka dalam kasus interpelasi Asrama

                       sebanyak 70                TNI dianggap telah selesai. Mosi tidak percaya dari F-PDIP yang semula
                                                  hanya berupa aksi pengumpulan tanda tangan yang ditanggapi oleh
                       tandatangan.               dua Fraksi yakni F-KB dan F-Reformasi kemudian meluas dengan

                                                  adanya dukungan Lukman Hakim Saifuddin dari F-PPP.  Mosi tidak
                                                                                                     119
                                                  percaya yang diedarkan sejak 10-11 September 2002 terus bergulir di
                                                  DPR dan berhasil mengumpulkan sebanyak 70 tandatangan. Ketua MPR
                                                  Amien Rais menyatakan jika jumlah tandatangan sampai melebihi angka
                                                  150 maka Ketua DPR dapat diturunkan. Akbar Tanjung menanggapi
                                                  pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa Ketua MPR tidak
                                                  memahami Tata Tertib DPR. Dalam sebuah seminar di Bandung,
                                                  Amien Rais mendesak Kejaksaan Agung untuk menyelesaikan kasus
                                                  yang melibatkan Ketua DPR tersebut. Menurutnya jika kasus Bulog
                                                  II berlarut-larut maka akan mencoreng proses penegakan hukum di
                                                  Indonesia. Di sisi lain, Amien Rais menilai bahwa kasus tersebut adalah
                                                  batu ujian bagi Pemerintahan Presiden Megawati karena kredibilitas
                                                  pemerintah dipertaruhkan dalam menyelesaikan kasus tersebut.

                                                  119   Ibid, hlm. 110




                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   129
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140