Page 44 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 44

Pemilu 1999 dan Pembentukan
                                                                                           Dewan Perwakilan Rakyat
                                                                                                   Pasca Orde Baru




                                                  dan setelahnya kemudian dianggap sebagai bagian dari tiga paket
                                                  politik yang melengkapi konsep reformasi dari pemerintahan yang
                                                  ada pada saat itu. 51
                                                       Ditilik dari isinya, apabila kita menjabarkan lebih lanjut mengenai
                                                  paket undang-undang tersebut, maka dapat terlihat bahwa UU No 2
                                                  Tahun 1999  mengenai Partai Politik lebih merupakan UU pengganti
                                                            52
                                                  dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1985 tentang perubahan
                                                  Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang partai politik dan
                                                  Golongan Karya yang dianggap tidak menjiwai dan memenuhi amanat
                                                  daripada reformasi itu sendiri. Undang-Undang tersebut berisikan
                                                  mengenai pembentukan partai politik yang dipermudah prosedurnya
                                                  daripada sebelumnya, pembentukan sistem multi partai meninggalkan
                                                  sistem tiga partai dimana pada masa Orde Baru, yang dimana hal ini
                                                  direpresentasikan dengan tiga bentuk partai berpengaruh yakni Partai
                                                  Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), serta
                                                  Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Ketiga partai ini sendiri dianggap
                                                  merepresentasikan kehidupan masyarakat Indonesia yang ada pada
                                                  saat itu. Kemudian pengaturan lebih rinci terhadap keuangan partai-
                                                  partai yang ada, mengingat partai-partai yang baru dicanangkan
                                                  masih rentan menyoal keuangannnya, kemudian pengaturan asas
                                                  yang lebih longgar dengan memperbolehkan partai-partai politik
                                                  tersebut untuk mendasarkan diri pada asas tertentu asalkan tidak
                                                  bertentangan dengan pancasila, hal ini kemudian pula yang membuat
                                                  banyak kalangan membuat banyak partai-partai baru dengan berbagai
                                                  macam ideologi yang digarisbawahi guna memeriahkan pesta
             ...menganggap bahwa                  demokrasi yang ada pada saat itu, disisi lain kewenangan Presiden

                     UU sebelumnya                yang dapat membubarkan partai direduksi, serta partai yang kini
                                                  dapat didirikan sampai pada tingkat kelurahan atau desa, konsep ini
                           merupakan              sekaligus menggugurkan dogma pada masa Orde Baru bahwa partai

                  perpanjangan dari               dan politik tidak boleh sampai direpresentasikan pada tingkat desa.
                                                                                                                53
          kepentingan penguasa...                      Revisi ini penting sifatnya, terutama berkaitan dengan
                                                  penyelenggaan pemilu. Hal ini dikarenakan banyak kalangan pada saat
                                                  itu menganggap bahwa UU sebelumnya merupakan perpanjangan dari
                                                  kepentingan penguasa untuk dapat terus menerus melanggengkan
                                                  tampuk kepemimpinannya. Hal ini dapat terjadi karena melalui


                                                  51   Affan Gaffar, Politik Indonesia : Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999.
                                                     Hal. 335.
                                                  52  Khazanah Arsip Nasional RI, Seri Komisi Pemilihan Umum (KPU) 1971-1999, Undang-Undang
                                                     Nomor 2 Tahun 1999 mengenai Partai Politik tanggal 1 Februari 1999
                                                  53   Selo Soemardjan, Menuju Tata Indonesia Baru, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2000.
                                                     Hal.323.




                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   37
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49