Page 17 - MAJALAH 121
P. 17

kilang baru.                      na penilaiannya terhadap Tim Re­          Dengan pengu­
                                              formasi Tata Kelola migas yang
            Kilang baru yang akan dibangun    memberi masukan soal naik turun   rangan subsidi
            menurut mantan pengamat migas     harga BBM, Kurtubi mengatakan,  pengeluaran negara
            ini, harus didesain untuk produksi   Tim itu dibentuk sifatnya ad hoc.   bisa dihemat, karena
            pertamax, sebab tidak mungkin  Tentunya tidak bisa memenuhi         ruang fiskal bisa lebih
            bangun kilang baru didesain un­   persyaratan yang ideal, karena
            tuk mengolah minyak dalam nege­   orang­orang yang duduk di tim bu­  lebar. Tetapi, peneri­
            ri, karena minyak dalam negeri    kan spesialis bidang migas, mereka  maan migas juga
            produksinya anjlok. Dan minyak    bukan orang­orang migas tetapi in­  turun, karena harga
            mentah 100 persen impor dari luar,   tegritasnya kita akui kuat dalam hal   minyak dunia turun,
            untuk itu dicari lokasi kilang mi­  memberantas mafia.
            nyak dimana lalu lintas tanker tidak                                ekspor migas juga
            mengganggu yang lain, dibutuhkan   “Siapa tidak kenal Faisal Basri, sia­ turun, memper sempit
            selat laut yang dalam dan lebar.   pa tidak kenal Sunaryadi Kepala   ruang fiskal. Tetapi
            “Saya usulkan di Lombok NTB”      SKK Migas, itu kita dukung untuk   masih lebih bagus
                                              memberantas mafia, memberantas
            Hemat Biaya                       praktek­praktek yang merugikan    dari pada sebelumnya,
                                              masyarakat,” tukasnya.            karena sebelumnya
            Mengapa diusulkan bangun kilang                                     subsidi BBM lebih dari
            di Lombok, Kurtubi beralasan, nan­  Tetapi kalau bicara migas, lanjut   Rp 200 Triliun.
            ti impor minyak dari Afrika, Asia   Kurtubi, Tim ini harus mem peroleh
            Tengah langsung lewat selatan Se­  masukan dari para ahli dan praktisi.
            lat Lombok, sehingga tidak meng­
            ganggu lalu lintas yang lain. Hal itu
            dimaksudkan untuk menghemat
            biaya distribusi pabrik BBM (kilang)
            ke konsumen. Sekarang ini untuk
            konsumen di Bali, Lombok, NTB,
            NTT, dan Maluku BBMnya dari Ci­
            lacap dan Balongan. “Jaraknya jauh
            banget, ongkos angkutnya mahal,”
            tukasnya.

            Bilamana bisa dibangun kilang di
            Lombok, maka konsumen dengan
            lokasi kilang. Di Jawa sudah ada di
            Balongan (Jawa Barat), Cilacap (Jawa
            Tengah) dan Tuban (Jawa Timur)
            dan sudah cukup di Pulau Jawa. Di
            Kalimantan ada kilang di Balikpa­
            pan, bisa dicukupi dari Balikpapan,   Jadi meski pengalaman dan pendi­  rangan subsidi pengeluaran negara
            menyeberang  murah,  angkutan­    dikannya tidak di bidang migas,   bisa dihemat, karena ruang fiskal
            nya mudah. Tapi kalau dari Maluku,  tetapi kalau bisa menerima masuk­  bisa lebih lebar. Tetapi, peneri maan
            BBMnya dari Balikpapan atau Ci­   an dari ahli­ahli yang lain, tidak ada   migas juga turun, karena harga
            lacap terlalu jauh. Padahal angkutan   masalah.                     minyak dunia turun, ekspor migas
            BBM lama bisa lima puluh tahun,                                     juga turun, memper sempit ruang
            pabriknya dibangun di sana dan    Lebih lanjut, anggota Dewan yang  fiskal. Tetapi masih lebih bagus dari
            untung. “Pembangunan ini sangat   membidangi energi dan sumber      pada sebelumnya, karena sebelum­
            mendesak, agar kita tidak terjebak   daya mineral ini mengatakan, de­  nya subsidi BBM lebih dari Rp 200
            oleh mafia pertamax yang baru,”  ngan kondisi harga minyak seka­    Triliun.
            tandas Kurtubi mengingatkan.      rang ini, Pemerintah mempunyai
                                              ruang fiskal yang bagus, tetapi   “Namun sekarang mungkin sekitar
            Menanggapi pertanyaan, bagaima­   masih belum ideal. Dengan pengu­  Rp 40 triliun bahkan bisa kurang.



                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 121 TH. XLV, 2015  17
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22