Page 25 - MAJALAH 138
P. 25
foto : andri/iw
Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait
Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait
Bukan kenakalan remaja Biasa
omisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Kelakuan bandel semacam ini harus diberikan efek jera
membutuhkan UU Penghapusan Kekerasan sekaligus direhabilitasi. Melihat fenomena ini, Komnas
Seksual yang bisa menjamin anak Indonesia PA mendesak perlu adanya RUU mengatur secara detail
Kterlindungi dari segala macam bentuk kejahatan seksual.
kekerasan yang bisa mengancam masa depan anak. Misalnya, bila alat reproduksi korban sampai cacat
Karena UU Perlinduangan Anak yang ada tidak permanen, bagaimana hukumannya. Tentu harus
mengatur secara detail kejahatan seksual, sehingga diperberat. Karena UU yang ada masih sangat lemah,
banyak modus kejahatan seksual yang luput dari jerat maka perlu dirumuskan kembali pidana tambahan
hukum. Kehendak ini disampaikan, karena saat ini sebagai pemberat dari pidana pokoknya.
Indonesia sedang mengalami darurat kekerasan seksual. Anak-anak Indonesia punya kepentingan untuk
Di tengah masyarakat, kini terjangkit genre mengawal RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
pemerkosaan bergerombol. Fenomena nista ini pernah (PKS) yang sedang dibahas di DPR RI ini mulai dari
terjadi di India. Ada 21 berandalan memerkosa satu pembahasan, pengesahan, hingga implementasi. Dengan
pelajar wanita. Data sebelum tahun 2015, kejahatan itu, diharapkan lahir UU yang melindungi anak Indonesia
seksual terjadi secara personal. Namun, setelah itu secara komprehensif.
Indonesia dihadapkan pada genre pemerkosaan Jangan pula merumuskan UU emosional, tapi
bergerombol. Sungguh kejadian yang menyayat hati. implementasinya tidak jalan. Fenomena gerombolan
Pemerkosaan bergerombol yang dilakukan oleh kekerasan seksual adalah kejahatan di luar akal sehat.
anak-anak muda bukanlah kenakalan remaja biasa. Fenomena ini harus dimasukkan dalam RUU PKS. n (eko)
PARLEMENTARIA l EDISI 138 TH. XLVI - 2016 l 25