Page 38 - MAJALAH 124
P. 38

PENGAWASAN





          gung jawab negara. Usulan terakhir ada di angka Rp           Kalau belum dievaluasi, rencana
          25.000 hingga Rp 27.000. Prinsipnya, kami tidak ke­
          beratan kalau iuran PBI yang dinaikkan,” katanya.   perubahan iuran nanti dulu. Evaluasi ini
                                                            justru untuk mengetahui apa saja yang
          Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua Komisi    jadi masalah dalam BPJS Kesehatan
          IX Ermalena kepada Parlementaria DPR terkait de­
          ngan usulan kenaikan iuran BPJS Kesehatan terse­
          but, bahwa Komisi IX tidak menyetujui kenaikan
          premi pada tahun 2016 untuk yang iuran mandiri
          (non PBI). “ Kita akan melakukan evaluasi tidak ha­
          nya pada sisi pendataan dan pembagian dari kartu
          jaminan kesehatan itu tapi kita juga ingin mengevaluasi
          terhadap fasilitas pelayanan kesehatan termasuk SDM
          nya,” jelas dia.

          Sementara untuk kenaikan iuran PBI yang ditanggung
          pemerintah, Ermalena menyatakan bahwa kalau me­
          mang dianggap perlu menaikkan iuran PBI pihaknya
          tidak keberatan. Namun perlu dijelaskan terlebih da­  kesehatan tidak mencapai 5% hanya pada kisaran tidak
          hulu rasionya kenapa perlu adanya kenaikan anggaran   lebih dari 2 %.  “Komisi IX akan memperjuangkan me­
          iuran PBI dari Rp.19.225 per­orang per­bulan menjadi   naikkan anggaran kesehatan agar hak rakyat indonesia
          di angka kisaran Rp 25.000 hingga Rp 27.000. “Angga­  untuk mendapatkan pelayanan kesehatan itu menjadi
          ran untuk kenaikan iuran PBI harus diadakan karena  terpenuhi, kita akan terus mendorong agara anggaran
          dalam undang­undang menjamin hak rakyat untuk     kesehatan mencapai 5 %,” tegas Ermalena.
          mendapatkan pelayanan kesehatan. Pengadaan ang­
          garan untuk kenaikan iuran PBI harus dilakukan secara  “Kalau belum dievaluasi, rencana perubahan iuran
          proporsional dengan pola pelayanan yang akan diberi­  nanti dulu. Evaluasi ini justru untuk mengetahui apa
          kan kepada pasien atau masyarakat Indonesia secara   saja yang jadi masalah dalam BPJS Kesehatan,” ujarnya
          keseluruhan mampu terpenuhi,” ungkap Ermalena.
                                                            Menurutnya, pola penyakit yang berubah, animo ma­
          “Anggaran yang disediakan untuk PBI sudah menca­  syarakat yang tinggi untuk berobat, ketersediaan dan
          pai 88 juta penduduk, apalagi dengan penambahan 422  kualitas fasilitas kesehatan, sistem rujukan berjenjang,
          miliar yang terakhir itu dialokasikan untuk anak­anak  serta manfaat apa saja yang dijamin adalah beberapa di
          dari keluarga PBI, narapidana miskin dan masyarakat  antara sekian banyak hal yang harus dievaluasi.
          penyandang masalah sosial,” tambah Ermalena.
                                                            Hasil evaluasi tersebut, ujar Ermalena, akan menentu­
          Politisi PPP ini menyatakan bahwa perlu dilakukan   kan apakah iuran peserta BPJS Kesehatan naik atau ti­
          evaluasi menyeluruh terhadap implementasi program  dak. Jika memang diperlukan kenaikan iuran, kenaikan
          Jaminan Kesehatan Nasional sebelum membahas pe­   yang ditetapkan memiliki dasar yang kuat.
          rubahan besaran iuran kepesertaan BPJS Kesehatan.
          Dengan evaluasi, akan diketahui apa saja yang perlu   “Kita ingin memaksimalkan seluruh fasilitas kese hatan
          dibenahi, termasuk masih pantaskah besaran iuran   pemerintah dan swasta untuk memberikan pelayanan
          kepesertaan saat ini.                             kepada masyarakat indonesia termasuk yang meng­
                                                            gunakan BPJS secara maksimal, sesuai dengan amanat
          “Evaluasi yang harus dilakukan oleh Kementerian Kese­  undang­undang,” ungkap Ermalena.
          hatan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
          Kesehatan tidak hanya terkait dengan iuran, banyak hal   Karenanya peran legislatif dalam mengawal pelaksanaan
          lain yang harus ditinjau ulang dan dikaji,” terang dia.   UU SJSN dan BPJS menjadi sangat krusial baik dalam
                                                            mencermati usulan sebelum menetapkan anggaran,
          Lebih lanjut, Ermalena menyatakan bahwa Kemen­    maupun dalam mengontrol pelaksanaan BPJS secara
          terian Kesehatan harus melakukan penghitungan ulang   penuh dalam pengelolaan dan penggunaan anggaran­
          terhadap fasilitas yang ada, termasuk masalah anggar­  nya.” Jangan sampai kenaikan iuran BPJS Kesehatan tidak
          an. Anggaran kesehatan seharusnya mencapai 5% dari  dibarengi dengan perbaikan­perbaikan layanannya” tu­
          total anggaran yang ada namun kenyataannya untuk   tup Ermalena. (skr) Foto: Andri, Eka Hindra, Naefuroji/Parle/HR



          38 PARLEMENTARIA  EDISI 124 TH. XLV, 2015
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43