Page 21 - MAJALAH 114
P. 21

Bisakah revisi itu menjawab kritikan masyarakat  selama ini.
            terhadap kinerja DPR
                                                                 Pelaksanaan ketiga fungsi tersebut turut dipengaruhi
               Mengandalkan sepenuhnya revisi UU MD3 (untuk  pula oleh pihak eksternal, seperti pemerintah, lembaga
            membenahi kinerja DPR) juga tidak layak dan belum  pengawas, dan berbagai aktor lain yang ikut ambil ba-
            tentu bisa menyelesaikan rentetan persoalan kepar-  gian dalam penyelenggaraan pemerintahan. Namun
            lemenan. Ada beragam faktor, termasuk profil caleg  penilaian tetap bisa ditujukan kepada porsi yang di-
            terpilih yang ternyata merupakan output dari sistem  jalankan oleh DPR di dalam tiga fungsi tersebut. Untuk
            kepartaian dan pemilu yang masih bermasalah. Dalam  legislasi, DPR masih berkutat pada biang permasalah-
            artian, jejak permasalahan yang muncul dari pelaksa-  an, yaitu desain Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
            naan pemilu dan kinerja parpol akan berdampak pada  yang bermasalah.
            (pilihan-pilihan) orientasi anggota DPR. Motif dan ori-
            entasi bisa dibentuk, tapi tidak selalu tergantung pada   Harus ada koreksi dan itu bisa dilakukan melalui revisi
            perlakuan regulasi. Mesti dilihat pula bagaimana parpol  UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
            melakukan rekrutmen, pembinaan, monitoring, dan  Perundang-undangan. DPR harus dibekali petunjuk
            evaluasi terhadap kinerja kader mereka yang duduk di  yang rinci tentang obyek fungsi pengawasan, agar ti-
            lembaga perwakilan.                                dak keliru dan asal ramai. Selain itu, keberadaan Badan
                                                               Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) perlu diperkuat,
              Revisi UU MD 3 dimaksudkan  untuk mereformasi  begitu pula kerja sama dengan BPK. Sedangkan pada
            parlemen, agar bisa kuat, akuntabel, dan kedap ko-  fungsi penganggaran, basis penilaian DPR terhadap
            rupsi. Komentar anda.                              (usulan) RAPBN perlu diperkuat melalui suplai data dan
                                                               informasi pembanding serta independent review.
              Komitmen (pimpinan Pansus RUU MD3) tersebut bisa
            diperiksa pada pilihan proses (pembahasan) dan subs-   Bagaimana idealnya DPR kita ke depan.
            tansi RUU MD3. PSHK mendesak agar (hasil evaluasi)
            implementasi UU MD3 selama ini turut menjadi refe-   DPR yang ideal bukan sekedar membenahi cara ker-
            rensi pilihan substansi, misalkan apa saja kelemahan  janya tapi juga mengolah “kursi” agar efektif dan ber-
            pelaksanaan UU MD3, temuan yang kontradiktif, dan  integritas. Upaya ini berhulu sejak dari parpol dan sistem
            rekomendasi yang luput diakomodasi dalam (pemba-   pemilu. Oleh karena itu, membicarakan DPR yang ideal
            hasan) UU MD3 terdahulu. Namun, PSHK justru mene-  secara tidak langsung menjamah pula proses rekrutmen
            mukan RUU MD3 memperkecil skala transparansi dan  caleg hingga kompetisi memperoleh “kursi” secara fair.
            akuntabilitas. DPR sepertinya masih menghendaki
            rapat-rapat yang tertutup tanpa bisa diketahui standar
            pengaturannya. Bahkan ketentuan tentang evaluasi           DPR yang ideal bukan sekedar
            kinerja anggota fraksi dan pelaporannya kepada publik  membenahi cara kerjanya tapi juga
            justru dihilangkan.                                mengolah “kursi” agar efektif dan

              Kaitannya  dengan peran parpol yang merupakan    berintegritas. Upaya ini berhulu
            asal anggota DPR selama ini masih  bermasalah sep- sejak dari parpol dan sistem pemilu.
            erti kaderisasi, rekrutmen caleg, hingga dana untuk   Oleh karena itu, membicarakan DPR
            kampanye. Persoalan ini mesti dilihat karena MD3
            nanti bakal menjadi penguat otoritas DPR sebagai  yang ideal secara tidak langsung
            lembaga legislatif.                                menjamah pula proses rekrutmen
                                                               caleg hingga kompetisi memperoleh
              Kinerja caleg yang diusulkan dan kemudian terpi-
            lih sebagai anggota DPR turut dipengaruhi pula oleh  “kursi” secara fair.
            bagaimana parpol melakukan rekrutmen, kaderisasi,
            monitoring, dan evaluasi. Caleg yang memiliki porto-  Harus disadari pula bahwa DPR tidak hanya dilihat se-
            folio politik yang memadai seharusnya lebih diprioritas-  bagai aktor politik, tapi juga entitas organisasi (politik)
            kan karena dianggap memiliki bekal, kompetensi, dan  yang akan menjalankan pola manajemen tersendiri.
            terbiasa dengan kerja politik. Sebaliknya, jika parpol  Oleh karena itu, peran DPR sebagai organisasi poli-
            hanya mempertimbangkan faktor elektabilitas caleg  tik perlu mendapatkan perhatian. Dalam artian, harus
            maka dikhawatirkan caleg tersebut tidak mampu den-  tersedia pilihan tata kelola mengenai sumber daya ma-
            gan segera menguasai medan pengambilan keputusan,  nusia, anggaran, dan mekanisme yang dialokasikan bagi
            menghindari arus konfrontasi (untuk kemudian dicari-  fungsi manajemen politik yang dijalankan oleh DPR.
            kan solusinya) hingga gampang larut dalam target prag-
            matis.                                               Sudahkah memadai berbagai fasilitas bagi ang-
                                                               gota DPR sekarang ini.
              Pengamatan Anda terhadap tiga fungsi pokok DPR


                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 114 TH. XLIV, 2014  21
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26