Page 49 - MAJALAH 73
P. 49

LEGISLASI

            RUU Perfilman Akomodir




            Keinginan Insan Film






            Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, aspirasi            nantinya  akan  menempatkan  film
            dan tuntutan masyarakat khususnya masyarakat perfilman           Indonesia sebagai unsur perekat bangsa,
            Indonesia menuntut payung hukum perfilman untuk direvisi.        filter untuk kepentingan nasional dari
            Pasalnya UU No.8 Tahun 1992 tentang Perfilman dianggap           serbuan film asing, serta film Indonesia
            sudah tidak mengakomodir dunia perfilman.                        harus lebih menekankan pada fungsi
                                                                             edukatif daripada sisi komersil.
                                                                                “Perkembangan perfilman yang
                         u n i a   p e r f i l m a n   terintegrasinya fungsi film sebagai   didalamnya erat kaitannya dengan
                         Indonesia  saat  ini   karya  budaya,  hiburan,  informasi,   aspek komersialisasi, sangat diperlukan
                         dianggap  berada   pendidikan nilai serta ekonomi.  sebuah regulasi,” ujarnya.
                         pada  kondisi  belum      Oleh sebab itu Komisi X DPR      Regulasi  yang  mengatur
            Doptimalnya                     RI  yang  membidangi  pariwisata,   pendistribusian, anti monopoli dan
            penggunaan  film                    pendidikan  olahraga  dan    liberalisasi perfilman, perlindungan
            sebagai  media                        kepemudaan  berinisiatif   terhadap insane perfilman dan adanya
            pembentuk                               membuat  rumusan  baru   upaya  mengangkat  konten  daerah
            k a r a k t e r                          mengenai Undang-undang   dan industri perfilman daerah untuk
            b a n g s a                               yang mengatur tentang   mendapat pengakuan nasional.
            s e r t a                                  perfilman  nasional      Hendaknya  RUU  ini  dapat
            b e l u m                                  menggantikan UU No.8   bersinergi dengan berbagai peraturan
                                                       Tahun 1992.           pemerintah baik di pusat dan daerah
                                                           UU  No.8 Tahun    sehingga tidak saling bertentangan
                                                       1992 tentang Perfilman   karena  pada  akhirnya  akan  sangat
                                                       dianggap Ketua Pansus   mempengaruhi efektifitas dan efisiensi
                                                       RUU Perfilman Irwan   undang-undang tersebut

                                                                               Menanggapi kerisauan Gabungan
                                                      Prayitno  tidak  lagi
          foto: supardi/parle                     belum menggambarkan tuntutan   Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia
                                                     sesuai  dengan  keadaan
                                                                             (GPBSI) yang menilai Rancangan
                                                    dunia perfilman nasional.
                                                                             Undang-undang  Perfilman  tidak
                                                   Dikarenakan  UU  tersebut
                                                                             mengandung  semangat  reformasi,
                                                   semangat  reformasi.  Baik
                                                                             para pengusaha tersebut menyebutkan
                                                     dari  segi  perkembangan   Irwan mengungkapkan seharusnya
                                                       teknologi film, dan juga   Pasal  dan  Bab  berapa  saja  yang
                                                        keadaan secara global   tidak mengandung unsur semangat
                                                         tentang perfilman.  reformasi.
                                                           “ P e r l u   a d a      “Justru  akibat  tidak  adanya
                                                          pengaturan  yang   pengaturan dalam UU No.8 Tahun
                                                          sifatnya  terbuka   1992 menyebabkan adanya praktek
                                                          untuk mengurangi   monopoli,” tandasnya.
                                                          inter vensi  dan      Adapun Praktek monopoli yang
                                                           peran pemerintah   dimaksud Irwan adalah dalam hal
                                                           dalam memajukan   pendistribusian film dan pemasaran.
                                                           dunia perfilman,”   Praktek monopoli akan mematikan
                                                           ujarnya.          dunia usaha perfilman di luar grup
                                                                  RUU  ini   monopoli untuk ikut bersaing dan


                                                           Ketua Pansus RUU Perfilman
                                                           Irwan Prayitno


                                                                               PARLEMENTARIA TH. XL NO. 73  47
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54