Page 38 - MAJALAH 84
P. 38

LEGISLASI




            Revisi UU Komisi Yudisial
            Memperkuat KY Berarti juga



            Memperkuat MA                                                        memperkuat KY dengan memperkuat


                                                                                 kewenangannya.  Penyadapan  itu  sa-
                                                                                 lah  satu  instrumen,  baca  dokumen
                                                                                 itu instrumen, iya kan. Dalam rangka
            Salah satu cita-cita besar reformasi adalah memperkuat               penguatan  komisi  yudisial  karena
            sistem yudisial di negara ini. Semua beranjak dari fakta pera-       praktek suap menyuap dalam proses
            dilan selama era orde baru, hakim menyalahgunakan kewena-            peradilan itu sangat kuat,” tegasnya.
            ngannya. Dalam konteks itulah UUD 1945 diamandemen dan                   Benny K Harman menambahkan
                                                                                 hal  lain  yang  menurutnya  penting
            mengamanatkan lahirnya lembaga otonom setingkat lembaga
                                                                                 menjadi  perhatian  dalam  proses  re-
            negara yang diberi nama Komisi Yudisial.
                                                                                 visi  adalah  kewenangan  komisioner
                                                                                 KY dalam memberikan sanksi kepada
                                                                                 hakim  yang  terbukti  tidak  menjalan-
                                                                                 kan  amanah  dengan  benar.  Selama
                                                                                 ini setiap output pemeriksaan terha-
                                                                                 dap  hakim  yang  diduga  bermasalah
                                                                                 berupa  rekomendasi  yang  disampai-
                                                                                 kan  kepada  MA.  Walaupun  dalam
                                                                                 pemeriksaan KY hakim bersangkutan
                                                                                 dinyatakan terbukti menyimpang, MA
                                                                                 lewat  majelis  kehormatannya  meng-
                                                                                 abaikan keputusan tersebut.
                                                                                     “Majelis  Kehormatan  hakim  itu
                                                                                 tidak perlu lagi, bubarkan saja. Maje-
                                                                                 lis kehormatan itu ya KY itu. Kok bikin
                                                                                 lagi majelis kehormatan, lucu to. Lalu
                                                                                 ngapain kita bikin KY kalau dibikin lagi
                                                                                 majelis kehormatan. Itu sama saja KY
                                                                                 menyerahkan sebagian kewenangan-
                                                                                 nya  kepada  MA,  melanggar  uu  itu,”
                                                                                 tandas  wakil  rakyat  dari  dapil  NTT  I
            Ketua Komisi III DPR, Benny K. Harman
                                                                                 ini.
                  Keputusan membentuk KY itu-  yang  merupakan  usul  inisiatif  DPR   Menurutnya sejak era lalu maje-
                  kan  politik  pengawasan  ter-  harus  fokus  pada  upaya  penguatan   lis  kehormatan  hakim  sudah  pernah
                  hadap  kekuasaan  kehakiman,   kewenangan  Komisi  Yudisial.  “Tapi   dibentuk namun faktanya mereka ti-
                  yaitu Mahkamah Agung. Kalau   harus diingat penguatan itu bukan se-  dak dapat bekerja dengan baik, itulah
            “tidak  begitu  apa  kerjanya  KY   mata-mata untuk KY saja tetapi juga   sebabnya  muncul  terobosan  politik
            ini dimasukkan dalam konstitusi, kalau   akan  berpengaruh  pada  penguatan   memetamorfosa  majelis  kehormatan
            hanya sekedar seleksi hakim mending   Mahkamah Agung yang saat ini juga   itu menjadi KY. Setelah  terbentuk ia
            bikin panitia aja kayak pemilihan ang-  sedang kita lakukan,” tambah politisi   mempertanyakan kenapa harus mem-
            gota  KPK  itu,”  kata  Ketua  Komisi  III,   Partai Demokrat ini.   bentuk  majelis  kehormatan  hakim
            Benny K. Harman saat ditanya tentang   Jadi  kalau  dalam  proses  revisi   lagi.  Baginya  apabila  keputusan  ha-
            revisi UU nomor 22 tahun 2004 ten-  muncul usulan memberikan kewena-  sil  pemeriksaan  KY  hanya  berbentuk
            tang Komisi Yudisial di Gedung DPR   ngan  penyadapan  kepada  KY  harus   rekomendasi,  institusi  ini  lebih  baik
            RI, Senayan Jakarta.              dilihat  dalam  kerangka  apakah  itu   ditiadakan. “Misalkan KY menemukan
                Benang  merah  alasan  pemben-  akan  memperkuat  para  komisioner   ada hakim melakukan malpraktek dan
            tukan  KY  ini  harus  benar-benar  di-  yang berjumlah 7 orang. Bagi Benny   berdasarkan  hasil  pemeriksaan  ter-
            pahami  sehingga  proses  revisi  UU   jawabannya  adalah  iya.  “Kita  ingin   bukti, kemudian mengusulkan supaya




                                                                                                                                                                                                                                         39

            38                                                                                                                                                                                          | PARLEMENTARIA  |  Edisi 84 TH. XLII, 2011 | 39
                                                                                                                                                                                                                  ARIA |
                                                                                                                                                                                                                             TH. XLII, 201 |
            38 | PARLEMENTARIA |  Edisi 84 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 84 TH. XLII, 2011 |
                                                                                                                                                                                                        |
                                                                                                                                                                                                                       Edisi 84
                                                                                                                                                                                                                                       1
                                                                                                                                                                                                         ARLEMENT
                                                                                                                                                                                                        P
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43