Page 101 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 101

76    Dwi Wulan Pujiriyani, dkk


            dan pengawasan sangat diperlukan untuk memastikan ketersediaan
            pangan  domestik. Kedua, terkait  peran  ilmu  pengetahuan  dan
            teknologi pertanian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
            memungkinkan   investasi agribisnis  monokultur  memiliki dampak
            luas  bagi mata  pencaharian  penduduk  di pedesaan. Teknologi yang
            diperkuat modal, dan teknik yang intensif, akan memukul masyarakat
            pedesaan  yang lemah, dan  pada  akhirnya  meminggirkan  komunitas
            lokal dan mengabaikan kedaulatan pangan.
                Pada tahun 2009, laporan dari persatuan ilmuwan yang tergabung
            dalam  Failure to Yield: Evaluating the Performance of Genetically
            Engineered Crops, menyimpulkan     bahwa   klaim  peningkatan
            produktivitas  pertanian  melalui rekayasa  genetika  adalah  salah.
            Rekayasa  genetika  kaitannya  dengan  teknologi pertanian  ternyata
            tidak  selalu  berhasil meningkatkan  panen. Ketiga, perdebatan
            seputar peranan perdagangan internasional pada produk pertanian.
            Negara-negara dengan persoalan kerentanan pangan merespon krisis
            pangan  justru  dengan  cara  melakukan  impor  pangan. Kemudian
            muncul pertanyaan, haruskah  perdagangan  mendapat  dukungan
            sedemikian rupa demi ketersediaan pangan domestik?
                Perampasan    tanah    berkecenderungan     menempatkan
            kepentingan  swasta  dalam  kompetisi yang berhadapan  langsung
            dengan  produksi pangan  lokal. Situasi ini tidak  bisa  ditoleransi
            ketika menghadapi peningkatan kelaparan dunia. Di sebagian besar
            sistem  pangan  dunia, mulai dari benih  sampai pupuk,  berada  di
            tangan korporasi besar dimana kepentingan korporasi (keuntungan)
            adalah  yang utama, bukan  misi memberi makan  bagi masyarakat
            yang kelaparan. Perampasan  tanah  merupakan  perluasan  kendali
            sektor  swasta  terhadap  produksi pangan, yang mana  diketahui
            bahwa kendali tersebut sangat tidak transparan, tidak aman, hanya
            sedikit memperhatikan ekonomi lokal, atau dampak politiknya, atau
            bahkan konsekuensi kemanusiaanya.
                Asumsi mengenai nilai-nilai yang dianut mekanisme pasar dan
            dominasi investasi sebagai agenda  global, telah  membutakan  para
            perumus  kebijakan  ketika  mestinya  memperhatikan  kebutuhan
            pokok  dan  konkrit  dari masyarakat  dimana  ketahanan  pangan
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106