Page 109 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 109
84 Dwi Wulan Pujiriyani, dkk
aktor swasta dan publik yang melakukan perjanjian pengambilalihan
tanah. Ada dua kasus yang disoroti tulisan ini yaitu kasus perburuan
tanah untuk produksi biofuel di Tanzania, dan kasus penyewaan tanah
selama 99 tahun yang dilakukan perusahaan Daewoo pada lahan
seluas 1,3 juta hektar di Madagaskar. Tulisan ini juga mendiskusikan
mekanisme untuk mendorong transparansi dan memperkuat
akuntabilitas pemerintah serta korporasi dalam melakukan investasi
tanah pertanian lintas negara. Sebagai solusi, naskah ini memunculkan
pembahasan mengenai kedaulatan pangan (food sovereignty) sebagai
cara yang tepat untuk menjaga keseimbangan dan keberlanjutan
sistem pangan. Prinsip-prinsip kedaulatan pangan menghadirkan
cara yang tepat untuk memastikan keseimbangan dan keberlanjutan
sistem pangan. Hanya dengan menghargai demokratisasi sistem
pangan dunia, masyarakat dunia yang berkelanjutan dapat tercapai.
Komunitas internasional harus menyebarkan konsep hak asasi
pangan dengan konsep kedaulatan pangan. Selain itu, untuk menjaga
realisasi jangka panjang pada hak atas pangan, pendekatan berbasis
kedaulatan pangan sangat potensial untuk mengkatalisasi hak
ekonomi, sosial, budaya, lingkungan dan tenaga kerja yang berkaitan
erat dengan pengadaan pangan.
(DWP)
Keterangan: Artikel dapat diunduh di www.humanrightsadvocates.org.
I.28. Kenney-Lazar, Miles. 2011. “Dispossession, Semi-
Proletarianization, and Enclosure: Primitive Accumulation and
the Land Grab In Laos”, artikel dalam International Conference
on Global Land Grabbing 6-8 April 2011. Land Deals Politics
Initiative (LDPI). Journal of Peasant dan University of Sussex.
Kata Kunci: Laos, akumulasi primitif, transisi pedesaan, proletarisasi
Kenney-Lazar menunjukkan bagaimana akumulasi primitif,
sebagai suatu kerangka kerja teoritik, bisa digunakan untuk menganalisis
dan membantu memahami transisi yang terjadi di daerah pedesaan di
negara-negara berkembang melalui paket perampasan tanah secara