Page 112 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 112
Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi 87
Earth International, GRAIN, La Via Campesina, Land Research Action
Network (LRAN), World Alliance of Mobile Indigenious People
(WAMIP), dan World Rainforest Movement (WRM) serta didukung
oleh 20 jaringan di Afrika, 58 Asia, 9 Amerika Latin, 17 Eropa, 10 di
Amerika Utara. Dalam kampanye ini disebutkan bahwa land grabbing
merupakan ancaman yang serius pada kedaulatan pangan dan hak
atas pangan pada masyarakat pedesaan. Kampanye ini menyoroti
bahwa 7 prinsip yang dikeluarkan oleh World Bank dan didukung
oleh FAO, IFAD dan UNCTAD sebagai satu bentuk upaya merespon
land grabbing, sebenarnya hanya merupakan skenario pembenaran
atau justiikasi. World Bank menekankan bahwa dampak buruk dari
ekspansi agribisnis global dapat dikurangi apabila pengoperasiannya
dilakukan dengan baik yaitu dengan memenuhi beberapa kriteria seperti
menghormati hak-hak dari para pengguna tanah, air dan sumberdaya
lain yang sudah ada dengan memberikan ganti rugi atau kompensasi;
melindungi dan meningkatkan penghidupan di tingkat komunitas
dan rumah tangga; menyediakan lapangan kerja dan pelayanan sosial
serta tidak merusak lingkungan. Pada kenyataannya prinsip-prinsip ini
tidak memenuhi tujuan yang senyatanya. World Bank tetap berupaya
memfasilitasi kerjasama jangka panjang pengambilalihan tanah-tanah
pertanian Prinsip-prinsip World Bank hanya berupaya menciptakan
ilusi bahwa land grabbing dapat dilakukan tanpa konsekuensi yang
merusak masyarakat, komunitas, ekosistem dan iklim. Ilusi ini pada
kenyataannya salah dan menyesatkan. Kepatuhan terhadap prinsip-
prinsip dalam panduan tersebut tidak diperhatikan, apalagi berlakunya
prinsip-prinsip ini hanya bersifat voluntary (sukarela), sehingga tidak
menyelesaikan akar persoalan dari jutaan orang yang kelaparan akibat
terdesak oleh pertanian industri berskala besar.
Land grabbing - meskipun tidak berkaitan dengan pengusiran
secara paksa - telah mengingkari tanah-tanah untuk komunitas,
merusak livelihood, mengurangi ruang politik bagi kebijakan
pertanian yang berorientasi pada petani serta menciptakan pasar
yang berorientasi pada agribisnis dan perdagangan dunia daripada
produksi pertanian berkelanjutan untuk pasar lokal dan nasional.
Land grabbing mempercepat kerusakan ekosistem dan krisis iklim,
karena berorientasi monokultur, menghendaki produksi pertanian