Page 117 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 117

92    Dwi Wulan Pujiriyani, dkk


                Konlik antara petani dan industri terkait tanah telah menjadi
            kontradiksi paling luar biasa bagi kapitalisme di India saat ini. Special
            Economic Zones (SEZs) telah menjadi titik pusat perang tanah (land
            wars) dimana para petani di seluruh penjuru negeri menolak domain
            negara  mengalihkan  tanah  mereka  kepada  perusahaan  swasta
            yang membangun    kantong-kantong hiperliberalnya. Berdasarkan
            penelitian  lapangan  selama  16 bulan  mengenai berfungsinya  SEZ
            di Rajasthan  dan  wawancara  dengan  pejabat  pemerintah  maupun
            bisnis, Levien menunjukkan peran akumulasi melalui penyerobotan
            (accumulation by dispossession - ABD) pada kapitalisme India saat
            ini serta  konsekuensi ekonomi politik  yang terjadi di  pedesaan
            India. Sebagaimana David Harvey yang melihat bahwa ABD sebagai
            penghisapan  melalui akumulasi kapital di ekonomi global, Levien
            menunjukkan  bahwa  proses  ekstra-ekonomi melalui negara  yang
            bertindak sebagai pialang tanah untuk modal, telah menggunakan
            domainnya untuk mengadapi hambatan akumulasi pasar tanah yang
            dilakukan kapitalis pedesaan yang tidak terlalu kuat.
                Pada  kasus  SEZs, akumulasi tersebut  digerakkan  melalui
            perampasan  yang terjadi dengan  menciptakan  penyewa  kapitalis
            (capitalist rentier)  yang membangun  pedesaan  bagi perusahaan
            teknologi informasi dan  perumahan  mewah, dan   memperoleh
            keuntungan dari pengambilaihan tanah secara murah oleh negara.
            Manakala  pembangunan   tersebut  hanya  menyerap  sedikit  buruh
            dari petani yang tanahnya dirampas, hal tersebut juga menciptakan
            transformasi agraria  melalui spekulasi yang telah  menyebabkan
            perpecahan  elit  pedesaan, menegaskan  ketimpangan  sosial secara
            drastis, dan  mendorong aktivitas  ekonomi yang non-produktif.
            Model pembangunan semacam ini hanya memberi keuntungan kecil
            bagi pedesaan  India, sehingga  resistensi petani terhadap  disposesi
            tanah terus berlanjut.



            (VRP)
            Keterangan: Artikel dapat diunduh di http://www.future-agricultures.org
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122