Page 122 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 122
Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi 97
adalah bentuk yang muncul dari interseksi investor-investor global
dengan mengimajinasikan penemuan emas di Kalimantan sebagai
keuntungan yang besar sudah menunggu, visi elite nasional yang
berkaitan dengan teritori nasional sebagai tanah kosong, inskripsi
dalam bentuk yang mereka tentukan; dan imajinasi regional serta
lokal yang berkaitan dengan upaya untuk menarik investasi. Konsep
himpunan (assemblage) bermanfaat di sini karena sifatnya yang
bergerak, menandai kemunculan, terbuka, tidak stabil, memerlukan
dukungan dari elemen yang lain secara bersamaan dan membuatnya
terpadu, dan sebaliknya juga dapat menimbulkan keretakan.
(DWP)
Keterangan: Artikel ini dapat diunduh di www.cornell-landproject.org
I.34. Liu, Kan. 2012. “A Case Study of Land Transfer in Rural China”.
Paper submitted for LDPI Land Grabbing II, September 2012.
Kata Kunci: Cina, pembangunan, modernisasi, konsolidasi tanah
Paper ini mencoba menjelaskan bagaimana proses domestic
land grabbing yang disponsori oleh negara (state-led). Seperti
yang diketahui, sejak tahun 2005 pemerintah Cina sedang
mengkampanyekan strategi pembangunan pedesaan dan pertanian
yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Lima Tahunan Cina
atau dikenal sebagai “Constructing a Socialist New Countryside/New
Cuontryside.” Tujuan dari gagasan tersebut adalah sebagai respon
dari situasi keterbelakangan pedesaan yang ditandai oleh migrasi
angkatan kerja muda (umur 18–45 tahun) pedesaan ke kota yang
menyebabkan penurunan jumlah dan kualitas tenaga kerja pertanian
di pedesaan, yang diistilahkan sebagai problem sannong.
Untuk mewujudkan gagasan New Countryside, pemerintah Cina
meluncurkan program konsolidasi tanah (land consolidation) atau
transfer of land use rights/land transfer. Hal ini sebagai upaya dalam
memodernisasi pertanian Cina, dari yang awalnya berbasis pada
rumah tangga pertanian ke pertanian skala luas dan berorientasi