Page 119 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 119
94 Dwi Wulan Pujiriyani, dkk
wacana menciptakan tanah sebagai sumberdaya yang terbatas,
bernilai dan mempunyai nilai investasi yang tinggi.
Dalam tulisan ini, Li melakukan kajian pada website yang dibuat
oleh para investor swasta. Website-website ini sengaja dibuat untuk
mencari keuntungan dengan target 100-500 juta dollar. Website ini
hadir dengan narasi yang menekankan adanya krisis dan kelangkaan
yang mendatangkan peluang untuk bisa mendapatkan keuntungan
besar. Ilustrasi yang disajikan dalam kasus ini adalah graik yang
menunjukkan meningkatnya populasi dunia; meningkatnya jumlah
tanah/lahan yang diperlukan untuk memberi makan jumlah
penduduk dunia yang meningkat; meningkatnya harga pangan;
menurunnya jumlah lahan pertanian; serta meningkatnya harga
tanah-tanah pertanian dengan cepat di berbagai belahan dunia.
Semua narasi dikemas untuk meyakinkan bahwa ‘tanah’ merupakan
aset yang sangat bernilai, seperti halnya wacana penemuan
emas di hutan Kalimantan. Kehadiran website-website ini dapat
dikatakan sebagai ‘fondasi pasar’ (market fundamental). Dari sini
diusung wacana bahwa prediksi dan perhitungan mereka dalam hal
investasi tanah, tidak akan pernah salah. Apakah memang benar-
benar dimanfaatkan atau hanya berniat menjadikannya aset untuk
berspekulasi, graik selalu menunjukkan adanya gerak ke atas secara
drastis, dramatis, dan spektakuler
Pada kenyataannya, Li menyebutkan bahwa jumlah penduduk
dan kebutuhan pangan sebenarnya meningkat perlahan, relatif stabil
dan tidak spektakuler. Perebutan tanah yang terjadi sebenarnya lebih
dipicu oleh nilai tanah yang terus meningkat. Terbukanya batas-
batas negara yang memungkinkan aliran investasi masuk dengan
lebih bebas serta kesenjangan produksi yang terjembatani dengan
kehadiran permodalan dan teknologi baru, menjadikan tanah
menjadi sangat bernilai dibandingkan sebelumnya. Drama dari narasi
ini mensyaratkan penanganan skala luas dan pertanian berteknologi
tinggi. Dalam konteks ini, Bank Dunia telah mengkristalisasi
kesenjangan argumen dengan baik dengan membuat pernyataan
ambigu seperti: 1) perubahan iklim menyebabkan bahan pangan
menjadi langka: tetapi apakah tanah menjadi tidak berguna?;